Menggali Potensi Sumber Daya Alam Bersama Tim Zenius UM

Menggali Potensi Sumber Daya Alam Bersama Tim Zenius UM

MALANG, Penarakyat.com — Indonesia adalah negara kepulauan yang terbesar di dunia, memiliki jumlah pulau sebanyak 17.508, luas wilayah darat 1,937 juta km2, dan luas laut sebesar 5,8 juta km2 dengan garis pantai terpanjang di dunia.

Tidak heran jika Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, jarang orang yang mengetahui potensi-potensi sumber daya alam yang ada di nusantara ini.

Sumber daya alam salah satunya adalah pasir pantai. Sebagian orang menganggap bahwa pasir pantai hanyalah untuk hiasan di akuarium atau kolam. Namun, jika dikaji lebih dalam, potensi pasir pantai sangatlah besar. Mineral-mineral yang terkandung di dalam pasir dapat dimanfaatkan lebih lanjut, sehingga pasir yang semula mempunyai harga jual rendah menjadi tinggi.

Berangkat dari masalah tersebut, Tim Zenius dari Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Dinar Rachmadika Baharintasari, dengan anggota yakni Muhammad Roy Asrori memanfaatkan pasir pantai yang kemudian dapat diambil mineralnya.

“Fokus kita adalah mengambil silika yang terkandung dalam pasir pantai”, kata Dinar. Roy menambahkan, “Metode yang kami gunakan tidak seperti peneliti-peneliti sebelumnya, kami menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sehingga tidak akan menghasilkan limbah yang berbahaya”.
Pasir pantai diambil dari Pantai Bajul Mati, yang terletak di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, memiliki kekhasan tersendiri, yaitu pasir berwarna hitam dihiasi kilauan putih.

“Kilauan putih tersebut mengindikasikan adanya silika di dalam pasir Pantai Bajul Mati”, ucap Dr. Sumari, M.Si., selaku pembimbing tim Zenius. Kemudian tim membawa pasir ke Laboratorium Sentral Mineral dan Material Maju, Universitas Negeri Malang untuk dianalisis mineral apa saja yang terkandung dalam pasir pantai dengan uji XRD (X-Ray Diffraction) dan XRF (X-Ray Fluoroscene).

“Hasil menunjukkan mineral yang terkandung pada pasir antara lain Si (31,0%); K (0,77%); Ca(45,3%); Ti(1,41%); V(0,083%); Cr(0,097%); Mn(0,43%); Fe(19,0%); Cu(0,1%); Sr(1,8%); dan Eu(0,1%). Kandungan silika yang terdapat pada pasir Pantai Bajul Mati cukup tinggi sehingga dapat diambil oleh tim”, ujar Fajar. Pasir selanjutnya dimurnikan dengan asam oksalat dengan waktu 2 jam. “Asam oksalat tidak berbahaya, berbeda dengan asam sulfat atau asam klorida yang dipakai oleh peneliti sebelumnya”, kata Roy. Setelah dimurnikan, hasil pemurnian dibawa ke laboratorium kembali untuk uji XRD dan XRF.

Alhasil, silika yang didapatkan memiliki kemurnian 96,9% menurut hasil uji yang telah dilakukan. Silika yang diperoleh akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh tim Zenius untuk bahan pembuatan zeolit. “Zeolit yang tim buat berfungsi sebagai katalis hidrolisis selulosa, yaitu salah satu proses pembuatan bahan bakar terbarukan, yakni bioetanol”, kata Dinar. Fajar menambahkan, “Bioetanol diharapkan menjadi solusi pengganti bahan bakar fosil yang kian hari kian menipis”.

Tim Zenius ini berhasil lolos didanai Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang penelitian eksakta tahun 2019. Mereka berharap dengan adanya dukungan serta masukan dari berbagai pihak mereka dapat maju melangkah dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32 yang akan diselenggarakan di Bali bulan Agustus mendatang.

Identitas:
TIM ZENIUS PKM:
Dinar Rachmadika Baharintasari, Mahasiswa Kimia UM
Muhammad Roy Asrori, Mahasiswa Kimia UM
Yana Fajar Prakasa, Mahasiswa Kimia UM
Jl. Semarang No. 5 65145 Malang Jawa Timur.

(Andi Udin /Yana Fajar Prakasa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *