Produksi GKS Pinrang Capai Rp537 Miliar Pertahun

Produksi GKS Pinrang Capai Rp537 Miliar Pertahun

PINRANG, Penarakyat.com — Kabupaten Pinrang yang memiliki luas persawahan berpengairan teknis, ternyata hasil produksinya setiap tahun bisa menghasilkan Rp O,537 triliun, atau Rp537.600.000.000.

Angka jual hasil panen Gabah Kering Sawah (GKS) ini dijelaskan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pinrang, IR.Andi Calo Kerrang, kepada Join News Network (JNN) disela-sela peresmian MS Hotel ,Jalan Sukawati Pinrang, oleh Bupati Andi Aslam, Senin (3/8/2018).

Diacara seremonial ini, juga dihadiri Bupati terpilih Pinrang , Andi Irwan Hamid, dan sejumlah rekan (almarhum H.Mustafa) pemilik hotel tersebut, dari kalangan bisnis dan anggota DPRD.

Soal potensi pertanian, tambah Andi Calo Kerrang (liat Foto Kadis Pertanian bersama anggota DPRD Pinrang, Andi Dermawan /Foto JNN) bila petani kita mengelolah persawahannya dengan baik dan ditunjang dengan kerja keras dari aparat pertanian sendi (penyuluh) produksi pertanian modern bisa mencapai hasil diatas 7.350 kg perhektar. Ini diambil dari sampel 70 karung , rata-rata (105 kg perkarung).

Bila kalkulasi dari sampel diatas , produksi bisa meningkat dari 364.000 ton naik jadi 411.600.000 dengan hasil jual Rp 1,975 triliun (Rp 1.975.680.000.000) per satu kali panen (enam bulan).

“Ini baru perhitungan broto persatu kali panen. Bayangkan kalau pertahunnya (Dua kali panen) hasil petani Pinrang bisa Capai Rp 3,9 triliun,” kata mantan Sekertaris Dinas Pertanian di mana pimpinan Johanis Sampebuah, yang kini memimpin KONI Pinrang.

PERLU REHABILITASI

Sejalan dengan Kadis Pertanian soal peningkatan produksi pertanian , Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Muhammad Jenal, belum tercapainya produksi padi tidak terlepas sejumlah titik sekunder merupakan bangunan aman Belanda yang memerlukan rehabilitasi ringan dan berat.

Ia menyebut titik yang di perlukan penanganan utama seperti sekunder Cempa, Alitta, Tiroang (mensupali irigasi Sidrap ) kondisi sekunder ini pas pada kondisi umum yang menjadi wewenang Balai Besar.

Sedang pekerjaan sekunder Kariango (sementara dalam pekerjaan) oleh rekanan putra daerah menelan anggaran Rp 5 miliar. ” Saya optimis produksi pertanian kita bisa mencapai diatas 6,5 ton perhektarnya cukup 30 persen saja sekunder irigasi yang ada di Pinrang dapat perhatian pusat lewat Balai Besar,” kata Jainal. (NAS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *