# 1.790 Santri Baru Diterima, As’adiyah Wajo Kian Mantap Jadi Pusat Pendidikan Qur’ani
WAJO, Penarakyat.com — Menteri Agama Republik Indonesia, Anre Gurutta Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, melakukan kunjungan istimewa ke Kabupaten Wajo dengan menghadiri kegiatan Ngaji Perdana Kurikulum Cinta yang dirangkaikan dengan Wisuda Tahfiz Pondok Pesantren As’adiyah, Sabtu (26/7/2025).
Acara berlangsung khidmat di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo, sekaligus menjadi momentum penyambutan resmi 1.790 santri baru.
Menag RI didampingi langsung oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang yang juga Tenaga Ahli Menteri Agama, Dr. H. Bunyamin Yapid, Lc., MH.
Dalam sambutannya, H. Bunyamin menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Menag di tengah-tengah keluarga besar As’adiyah.
“Kehadiran Bapak Menteri bukan menjadi penyemangat bagi para santri dan pengasuh, tapi juga menjadi simbol nyata bahwa negara hadir mendukung eksistensi dan kemajuan pendidikan Islam di pesantren,” ujar Bunyamin dengan nada haru.
“Ini bukan sekadar kunjungan seremonial, tapi bentuk kepedulian dan pengakuan terhadap peran strategis pesantren dalam membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, sebanyak 98 santri tahfiz diwisuda, sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan mereka menghafal Al-Qur’an.
Acara juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Gurutta Dr. Basnang Said; Ketua Majelis Qurra’ wal Huffadz As’adiyah, H. Martomo Malaing, SQ., MA; para pengasuh, alumni, serta wali santri.
Dalam sambutannya, H. Martomo Malaing menegaskan bahwa Pusat Tahfiz As’adiyah merupakan salah satu lembaga tahfiz tertua di Sulawesi Selatan yang telah melahirkan banyak hafiz-hafiz berprestasi.
“Metode yang digunakan oleh AG. Yahya, yakni darasa fetappulo—mengulang hafalan 40 kali setelah menyelesaikan satu juz—terbukti efektif membentuk hafalan yang kuat dan tahan lama,” ungkapnya penuh kebanggaan.
Sementara itu, AG. Prof. Dr. Nasaruddin Umar menyebut para santri tahfiz sebagai “malaikat kecil Tuhan yang diturunkan ke bumi”.
“Tidak semua orang bisa menghafal 30 juz. Ini adalah karunia luar biasa. Mereka adalah cahaya yang menyinari umat, pencerah di tengah zaman yang semakin gelap oleh gempuran nilai-nilai materialisme,” ujar Menag.
Menteri Agama juga secara langsung menguji hafalan salah satu santri di hadapan seluruh undangan. Aksi ini sontak mendapat apresiasi luas sebagai bentuk pengakuan terhadap kualitas pendidikan di Pondok Pesantren As’adiyah.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa As’adiyah tak hanya menjaga warisan tradisi keislaman klasik, tapi juga terus berinovasi menghadirkan kurikulum yang memadukan cinta, ilmu, dan spiritualitas.
Pesantren ini menjadi poros penting dalam mencetak generasi Qur’ani yang tak hanya cerdas, tapi juga berakhlak dan berkualitas global. (H.Ady)
Tinggalkan Balasan