SIDRAP, Penarakyat.com – Miris, melihat kondisi seorang nenek bernama Wa lontong (80) hidup di dalam gubuk reot kelurahan Ponrangae kecamatan Pitu Riawa, Sidrap.
Selama 4 tahun hidup sebatang kara, bahkan kalau malam ia mengaku merasa kedinginan karena kondisi dinding rumah yang sangat memprihatinkan.
Gubuk tersebut, awalnya adalah rumah kebun, namun sekitar empat tahun lalu, Wa Lontong tidak memiliki tempat tinggal sehingga ia menempati Rumah kebun tersebut milik warga ponrangae.
Hingga akhirnya warga berusaha memperbaiki gubuk agar bisa aman ditempatinya.
Wa lontong di tengah usianya yang sudah kian senja, hanya hidup sendiri karena dua anaknya berada di luar kota untuk bekerja mencari nafkah, sehingga dia kini hidup sebatang kara mengandalkan belas kasihan warga dan tetangganya.
Kondisi dinding gubuknya yang sudah mulai rapuh ditambal sejumlah triplek dan kain, sebagian dibiarkan bolong. Begitu juga atapnya masih menggunakan genting, meskipun katanya kadang bocor dari sela-sela genting bila hujan turun deras.
Karena usianya yang sudah senja, Wa lontong mengaku sering sakit-sakitan sehingga terkadang tidak bisa keluar rumah sekedar untuk mengambil air kesumur tetangga sekalipun.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan H.Syaharuddin Alrif mengaku mengetahui kakek ini hidup dirumah tak layak huni saat di mesjid mendengar kabar bahwa ada warga Sidrap yang kurang mampu dan hanya ala kadarnya menyambut hari kemenangan Idul Fitri tahun ini.
“Tadi dimesjid saya diberi tahu orang-orang, disana ada warga yang butuh bantuan, maka sayapun langsung bergegas mengunjungi untuk memastikan keadaan warga itu,” ungkap Syaharuddin legislator asal Sidrap.
Melihat kondisi Wa Lontong yang miris tinggal di gubuk tersebut, Sekretaris DPW NasDem Sulsel itu menambahkan, sebagai manusia harus saling membantu, harus saling berbagi apalagi ini adalah hari kemenangan ummat islam di Idul fitri 1439 H.
Diapun siap dan berjanji akan membantu membangunkan rumah baru yang lebih layak lagi sehingga dia saat hujan tidak perlu lagi terus menerus memperbaiki atapnya yang sebagian kini menggunakan plastik dan apalagi ada warga Ponrangae siap mewakafkan tanahnya untuk dibangungkan Rumah,” kata Syahar sapaan akrabnya. (*)