SENGKANG, penarakyat.com — Istri Kepala Kamar Mesin (KKM) Kapal Brahma 12, yang di sandera oleh kelompok Abu Sayyaf, Rahmi, mengaku sempat dihubungi oleh suaminya, Andi Mahmud, Kamis (31/03/2016).
Dalam percakapan lewat telepon tersebut, Rahmi mengaku sempat dihibur oleh sang suami, yang mengatakan, kalau dirinya baik-baik saja, dan diperlakukan dengan baik oleh kelompok penyandera.
“Tadi juga ada informasi dari Bu Rahmi istri Pak Andi Mahmud. Katanya Bu Rahmi baru-baru saja bicara sama suaminya Andi Mahmud. Terus Pak Andi Mahmud juga bilang kepada istrinya semua keluarga jangan risau kita disini baik-baik saja, dikasih makan, minum dan tempat tidur. Bu Rahmi juga mengatakan bahwa suaminya sempat menyampaikan jika semua kru kapal akan dikasih kesempatan oleh kelompok Abu Sayyaf untuk bicara selama 15 menit kepada para keluarganya. Tapi saya sendiri belum perna bicara dengan suamiku,” kata istri, korban sandera Surianto, Andi Tahira, Kamis (31/03/2016)
Dari sepuluh korban penyanderaan Abu Sayyaf di perairan Filipina, terungkap, dua kru kapal brahma 12 yang disandera ternyata asli Wajo. Mereka masing-Masing Surianto, asal Kecamatan Gilireng, dan Andi Mahmud asal Kelurahan Benteng Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo.
Hanya saja, Kepala Kamar Mesin (KKM) kapal Brahma 12, Andi Mahmud juga merupakan orang asal Kabupaten Wajo, diketahui menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Terkait perkembangan penyanderaan 10 kru kapal Brahma 12, Istri Surianto, Andi Tahira mengakui, memiliki komunikasi dengan Rahmi istri dari Andi Mahmud yang merupakan kepala kamar mesin Brahma 12 itu.
Pihak keluarga Surianto dan Andi Mahmud berharap kepada pihak perusahaan dan pemerintah agar terus berupaya agar 10 kru kapal Brahma dapat pulang dengan selamat sehingga dapat kembali berkumpul dengan keluarga .
Andi Tahira istri Surianto merupakan Warga asal jalan Andi Kollo, Siwa, Kecamatan Pitumpanua yang sehari-harinya bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit (RS) Siwa. Sementara Rahmi istri Andi Mahmud Kepala Kamar Mesin Kapal Brahma 12 merupakan warga Kelurahan Benteng, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo.
Andi Tahira, istri dari Surianto yang merupakan salah satu kru kapal tongkang Pandu Brahma 12 mengakui, jika suaminya sempat memberikan kabar sebelum di sandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di wilaya perairan Filipina. Andi Tahira mengatakan, suaminya memberikan kabar lewat Blakberry Mesengger (BBM) bahkan sempat menelpon dengan menggunakan handphone (Hp) rekan kerjanya.
“Iye, suamiku sempat memberi kabar lewat BBM, Dia bilang terakhir malam ini ada jaringan telkomsel karena sudah masuk perbatasan malaysia, perna juga menelpon pake nomor temannya, dia bilang nanti kalau sudah gajian belikan kereta anakku. terus terputus pas ku telpon kembali nomernya sudah tidak aktif. ” kata Andi Tahira
sementara dari pihak perusahaan itu sendiri Andi Tahira mengaku telah mendapatkan informasi terkait perkembangan proses pembebasan suamianya. Andi Tahira juga mendapatkan pesan singkat via SMS dari pihak perusahaan yang bunyi smsnya mengintruksikan untuk tidak percaya ketika ada informasi yang tidak jelas terkait nasib 10 kru kapal Brahma 12 itu.
“Tadi pihak perusahaan menelpon minta iderntitas anggota keluarga, katanya lagi dijakarta sedang negosiasi. pihak perusahaan juga mengitrusikan jangan percaya ketika ada informasi tak jelas. Katanya, dia staff patria PT Maritin lines atas nama Irsya Dillah” ungkap Andi Tahira. (ibe/cr1)