PALU, Penarakyat.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengklaim jumlah korban jiwa akibat gempa Donggala dan kota Palu terus bertambah.
Itu setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menerima laporan jenazah korban akibat tsunami dan tertimpa reruntuhan bangunan ditemukan satu persatu.
Hingga saat ini, update pukul 19.00 Wita, dicatat jumlah korban meninggal dunia sudah menjadi 400 korban jiwa, Sabtu, 29 September 2018.
Jumlah ini kemungkinan besar masih bertambah mengingat pencarian korban terus dilakukan.
“Data sementara laporan kami terimah sudah mencapai 400 orang meninggal, 540 luka-luka,” ujar Wiranto saat wawancara wartawan di Palu, Sabtu, 29 September 2018.
Sementara, BNPB Pusat, Sutopo merincikan, data korban bencana diperkirakan akan terus bertambah.
Untuk 400 korban meninggal tersebut merupakan data yang dihimpun dari berbagai rumah sakit, 10 orang di RS Wirabuana Palu, 50 RS Masjid Raya, 161 RS Bhayangkara, 20 RS S Pantoloan Induk, 2 orang Kayumalue Pajeko, 141 RS Undata Mamboro Palu.
Sedangkan untuk korban luka-luka, lanjut Sutopo, di RS Wirabuana 184 orang, RS Undata Mamboro Palu 160 oranga, RS Samaritan Palu 54 orang, RS Buadi Agung Palu 114 orang, RS Woodwar Palu 28 orang.
Menurut Sutopo, data ini belum final dan masih akan terus bertambah. “Data tersebut baru dihimpun di Kota Palu, belum termasuk data di Kota Donggala yang menjadi pusat gempa.”
BNPB, kata Sutopo, masih mendata korban dari terjangan tsunami yang masih dalam pencarian dan identifikasi. “Kalau tsunami banyak, ditemukan di pantai-pantai, balum kami terdata,” ujarnya. Adapun kerusakan bangunan, lanjut Sutopo, jumlahnya mencapai ribuan rumah dan gedung perkantoran serta infrastruktur. Daerah yang mengalami dampak besar Kabupaten Donggala dan Kota Palu.
Gempa Donggala berkekuatan 7,7 SR pada Jumat petang, 28 September 2018 kemudian dimutakhirkan menjadi 7.4 SR mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut juga disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter. (*)