Kongres KEPMI Bone di Nilai Cacat Hukum

Kongres KEPMI Bone di Nilai Cacat Hukum

MAKASSAR, Penarakyat.com — Kongres KEPMI Bone menuai polemik, pasalnya Kongres KEPMI BONE ke XIX seharusnya telah usai di Aula MAN Model Makassar tepatnya di Jl. Sultan Alauddin tetapi harus berpindah lokasi ke Aula Kantor P3MD Jl. Landak baru. Hal tersebut menimbulkan tanda tanya dari berbagai peserta.

Hingga akhirnya, pemilihan dilaksanakan pada subuh hari dijalankan dengan satu putaran, 5 kandidat masuk arena tanpa koalisi. Suara terbanyak dipegang oleh Andi Raihan Amri.

Tetapi kemenangannya menyisakan polemik. Steering Committe dianggap telah menyulap proses penetapan calon. Andi Raihan tak pernah masuk sebagai pengurus DPP KEPMI, sesuai konstitusi organisasi syarat calon adalah pernah menjadi pengurus di Kepmi Bone.

“Saya selaku Pendukung salah satu kandidat, melihat ada kejanggalan pada proses kongres ini. Proses penetapan calon tidak transparan, harusnya ada pengumuman hasil verifikasi berkas sebelum mengadakan debat kandidat. Tetapi tahapan itu dihilangkan, secara konstitusional semua calon tidak sah karena belum ditetapkan”, jelas Salah satu Pengurus DPC.

Kongres yang berlangsung selama sepekan ini, menguras energi bahkan merupakan kongres terlama sepanjang sejarah DPP Kepmi Bone. Berlangsung penuh ketegangan bahkan cenderung keras. Ancaman beberapa oknum untuk memilih kandidat tertentu membuat kontestasi demokrasi kepmi berlangsung sangat tidak nyaman. Puncaknya adalah ketika ada oknum yang masuk membubarkan sidang, seluruh peserta diusir keluar.

Menurut salah satu peserta kongres, cara-cara demikian sangat merusak pesta demokrasi mahasiswa Bone, mencederai tatanan kongres yang mengedepankan sifat kekeluargaan sebagaimana amanat konstitusi.

“Ancaman dan intimidasi, membuat kita tertekan dalam menentukan pilihan, kongres tidak berjalan sebagaimana mestinya, suasana forum penuh ketegangan, dan peserta lebih berkonsentrasi pada upaya keselamatan dirinya daripada fokus membahas agenda kongres sebagai forum tertinggi organisasi”, terang Daksir

Keresahan tersebut pernah dituangkan oleh beberapa perwakilan Dewan Pengurus Kecamatan dan Dewan Pengurus Kampus. Dua hari kongres berjalan, beredar selebaran mosi tidak percaya terhadap penyelenggara Kongres dengan adanya intimidasi kepada peserta kongres.

Sementara itu, Steering Committe sebagai Komisi pemilihan kongres dianggap tidak netral. Alur kongres diatur sedemikian rupa mengikuti kepentingan salah satu calon.

“Jelas sekali keberpihakan steering Committe, sejak awal seharusnya calon yang tidak memiliki status keanggotaannya yang jelas, tidak lolos berkas. Tetapi proses itu dihilangkan. Agenda kongres yakni Uji Kriteria juga dihilangkan”, salah satu peserta sidang membeberkan kejengkelannya.

Ketegangan kongres juga ditandai dengan penolakan Laporan Pertanggung Jawaban Justang dan pengurusnya, dianggap tidak becus mengelola organisasi pada periode 2015 menurut Ichwan G salah satu kader KEPMI Bone, ini juga janggal karena jika pengurus periode 2014-2018 cacat organisasi berarti secara otomatis semua kandidat yang berasal dari kepengurusan tersebut tak layak jadi calon dan harus membuka pendaftaran baru.

“Organisasi ini adalah proses belajar, bukan tujuan. Jika prosesnya tidak benar, bagaimana organisasi mau melahirkan pemimpin yang benar pula, oleh itu jika ingin membenahi organisasi memilih pemimpin yang baik, kongres sebaiknya diulang kembali, dan dilaksanakan sesuai mekanisme yang di atur oleh AD/ART Organisasi”, tutur Ichwan G menutup pembicaraan. (Andi Udin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *