SENGKANG,penarakyat.com–Meski kehadiran Komunitas Penghobby Ayam Laga Kabupaten Wajo (KAPAL) memang masih seumuran jagung namun kehadiran komunitas Hobby dikabupaten Wajo ini cukup mendapat respon positif bagi kalangan masyarakat di kabupaten Wajo terlebih bagi masyarakat yang memiliki hobby Ayam Laga non Judi.
Komunitas yang dibina langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata ini semakin naik saat Tiga Jago dari Kapal berhasil memboyong 3 piala dari acara tersebut dengan kemenangan KO saat mewakili Wajo dalam kontes yang dilaksanakan oleh PPAKN Pengcab Maros di Kabupaten Maros 16 September kemarin.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kabupaten Wajo, Andi Darmawangsah, mengatakan kegiatan seperti itu perlu mendapat aspresiasi dari semua kalangan sebab menurutnya adu ayam bagi masyarakat Wajo merupakan salah satu budaya yang diwariskan sejak dulu kala dan kerap dilaksanakan oleh kerajaan.
“Adu ayam pada prinsipnya adalah salah satu hobbi yang susah dihilangkan dalam masyarakat Wajo. Hanya saja dalam perjalanannya kerap disalahgunakan oleh sebagian orang dengan melakukan perjudian. Melalui kontes, menunjukkan bahwa hobi ayam tidak harus berjudi,” kata Darmawangsah.
Andi Darmawangsah mengatakan pada saman keerajaan adu ayam dahulu tidak hanya menjadi sebuah hobby namun menjadi sebuah simbol persaudaraan dan kebanggaan dan kehormatan. menurutnya pada saman dahulu kerajaan yang memiliki ayam menang cukup dihargai pada saman itu.
“Untuk itu kami Ucapkan Selamat kepada Anggota dan Pengurus KAPAL yang sudah mendapat kemenangan di Maros,”kata Andi Darmawangsa
Ketua Umum Komunitas Penghobby Ayam Laga Kabupaten Wajo, Andi Pajung Peroe, mengatakan kemenganan yang diperoleh di Maros tersebut merupakan kemenangang pertama sejak dibentuknya Komunitas Penghobby Ayam Laga Kabupaten
Selama ini image tentang penghobby ayam Bangkok itu selalu identik dengan judi, sehingga dengan kontes yang diikuti oleh Komunitas Penghobby Ayam laga Wajo ini kami berharap akan menepis image masyarakat tersebut,” kata Andi Pajung.
Sementara itu sebelumnya, Ketua PPAKN Sulawesi Selatan Andi Aan Koneri mengatakan PPAKN adalah sebuah wadah organisasi non-judi yang bertujuan untuk merangkul para pecinta dan penghobbi ayam laga tanpa judi. Di sisi lain, langkah dari PPAKN tersebut dalam menjaga warisan budaya.
“Seperti yang kami lakukan ini, sebenarnya hanya untuk penyaluran hobby bagi para pecinta ayam laga tanpa judi sekaligus untuk menekan angka perjudian,” ujarnya
Menurutnya, dalam kontes tersebut ayam yang diadu jalu ayam dibungkus dengan kain. Pertandingan pun dibatasi waktu , tidak seperti pada saat judi yang dibatasi waktu 6 kali 15 menit. (Man)