WAJO, Penarakyat.com — Pelepasan mubaligh dan Imam Tarwih yang bertempat di Masjid dalam kompleks As, Adiyah Sengkang, Sabtu, (04/05/2019).
Hadir di tempat tersebut Bupati Wajo, Kabag Kesra Setda Wajo, Kepala KUA, Pengurus Besar As’adiyah, pengurus Masjid, dan mubaligh yang akan dilepas pada saat itu.
Dalam penyampaian ketua panitia mengatakan mubaligh dan Imam Tarwih yang akan bertugas pada bulan suci Ramadhan dari Pondok pesantren As’adiyah telah melakukan penataran mubaligh selama 4 hari karena keterbatasan pendanaan, dan menghadirkan alumni-alumni As,Adiyah 2 sampai 3 tahun terakhir ini.
Dari pengurus pusat As adiysh anregurutta Dr. H. Muhammad Sagena, MA menyampaikan kalau ingin beri support kepada anak anak yang akan keluar untuk memberikan ceramah dan menjadi corong bagi masyarakat, posisi dari anak anak sekalian adalah yang terbaik dari umat.
Dimana dikatakan ciri-ciri seorang pendakwah adalah tingkat lakunya selalu menyampaikan hal-hal yang baik, tingkah lakunya adalah muslim, berpribadi muslim luar dan dalam serta sama ucapan serta tingkah lakunya. Selanjutnya disampaikan Islam adalah agama dakwah dan bukan hanya sekedar untuk diketahui, tapi perlu digali dan di dakwahkan, tutup Dr. H. Muhammad Sagena, MA.
Sekadar informasi mubaligh yang akan dilepas tahun ini adalah sebanyak 426 orang, terdiri dari penceramah terjadwal 162 orang, penceramah menetap 196 orang, dan Iman tarwih sebanyak 68 orang.
Dalam sambutannya Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si mengatakan kalau anak-anak yang keluar nantinya ke pelosok Desa akan menjadi corong bagi masyarakat, dan menyampaikan selamat kepada anak-anak yang mendapat amanah dan sampaikanlah hal-hal yang baik kepada masyarakat, serta memberi motivasi dan meluruskan tentang perkembangan Islam dan paham-paham radikal.
“Kita harus mawas diri dalam perkembangan zaman ini, terus belajar dan beradaptasi, bagaimana menyampaikan pesan-pesan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang ini, bicara yang terukur jangan asal cerita jangan membuat cerita-cerita yang tidak ada asal muasalnya.” Ungkap Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si.
Jangan putus wawasan karena perkembangan sekarang ini cepat, harus ada inovasi temukan ilmu ilmu baru, pengetahuan yang baru. Karna pengetahuan tidak terhingga, jangan angkuh, Jangan sombong dengan ilmu yang telah dimiliki. Sekarang era industrialisasi 4.0, anak-anak harus siap untuk menghadapi percepatan, Dan melalui momentum Ramadhan Ini mari belajar, membaca dan merenung.
“Manfaatkan momen ini untuk memotivasi masyarakat, sehingga mereka mau menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Dalam 2 hingga 3 tahun ke depan kita akan mencetak Hafiz Quran dengan melibatkan stakeholder yang ada.” Jelasnya.
Sekaligus ingin luruskan pada kesempatan ini bahwa Pemerintah tidak ingin mendatangkan guru-guru penghafal al-quran, tapi hanya ingin menambah metode baru yang bisa membuat anak-anak jadi Hafidz Qurannya cepat . Dan sekarang ini Pemerintah mencari anak anak yang Hafidz Quran, karna Ustadz Adi Hidayat memberi jatah kepada 3 orang dari Kabupaten Wajo untuk disekolahkan keluar negeri sampai dengan program S 3 dengan biaya pendidikan gratis.
Pemerintah juga menitip pasca Pilkada ini, untuk mendinginkan suasana, jangan berceramah yang intinya masuk ke ranah politik.
Dalam kesempatan ini Bupati Wajo juga menyampaikan Program-program ke depan, program pengentasan kemiskinan, ingin tuntaskan dan putuskan mata rantai kemiskinan sebagian masyarakat, dengan merubah mindset, memberi modal kerja serta tak lupa diberikan Skill,
Memasuki Bulan Ramadhan ini juga akan dipusatkan kuliner Ramadhan di depan toko wajo yang lama.
Icon pariwisata religi akan dibangun pada awal bulan ini, dan peletakkan batu pertamanya akan dilaksanakan tanggal 6 Mei 2019. untuk pembangunan masjid terapung ini akan dibuatkan jembatan layang nantinya serta disekitarnya akan ada industri kreatif sehingga masyarakat berkesempatan untuk menjadi wirausaha baru.
“Islamic Center akan dibenahi, kami sudah koordinasi dengan H. Dahlan Maulana yang merupakan penggagas daripada Islamic Center, kami sudah dapat restu untuk melakukan perbaikan, dari pada rusak dan tidak dipergunakan, harusnya ditata dan dijadikan kawasan Religi,” tutup Bupati Wajo. (Humas Pemkab Wajo)