SIDRAP, penarakyat.com — Permintaan para korban bencana angin puting beliung yang terjadi di dua lingkungan yakni Orai Salo dan Lingkungan Cilellang Kelurahan Wette’e, Sabtu (12/11/2016) lalu, akhirnya terpenuhi.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap memenuhi kebutuhan berupa terpal untuk menutupi sementara atap rumah panggung milik para korban yang diterbangkan angin.
Bantuan berupa terpal sebagai kebutuhan mendesak ini akan disalurkan pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap atas instruksi Bupati Sidrap H. Rusdi Masse.
“Ada 60 terpal ukuran besar kita akan serahkan Selasa besok kepada para korban yang seluruh atapnya habis diterbangkan angin. Ada juga beras kita siapkan 40 zak guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari para korban,” kata Kepala BPBD Sidrap, Siara Barang saat menggelar jumpa pers, di Pangkajene, Senin (14/11).
Sibar sapaan akrab Siara Barang, menambahkan, selain bantuan tersebut, juga para korban yang mencapai total 57 unit rumah panggung mengalami rusak berat dan ringan itu akan dibantu dana tunai guna perbaikan/merenovasi rumah-rumah mereka.
“Besaran bantuan uang tunai itu tergantung tingkat kerusakannya. Antara Rp200 ribu hingga Rp10 juta perunit rumah. Kalau dananya, baru tahap proses pencairan dan akan diserahkan dalam waktu dekat,” katanya.
Menurutnya, estimasi kerugian materi para korban itu ditaksir mencapai totalnya sebanyak Rp185 Juta lebih.
Jumlah itu sesuai hasil pendataan yang dilakukan tim penanggulangan bencana, yang jumlah kerusakan sekitar 57 unit rumah, dan satu diantara rumah korban kerusakannya rata dengan rata.
“Namanya Muh Nasir yang rumahnya hancur diterjang angin. Jumlah kerugiannya kita taksir Rp40 juta lebih karena rata dengan tanah,” ujarnya.
Sejauh ini, penyaluran bantuan terus mengalir dari berbagai pihak, setelah Ketua DPRD Sidrap H. Zulkifli Zain memberikan sumbangan pribadi berupa 20 zak beras dan 12 buah terpal serta 15 amplop berisi uang tunai Rp500 ribu peramplop, bantuana lainnya juga disalurkan.
Pantauan Senin kemarin, sejumlah elemen masyarakat dan organisasi kemahasiswaan menggelar penggalangan dana disejumlah ruas jalan di Kota Pangajene. Pengggalangan dana bagi pengguna jalan ini sudah dilakukan sejak pasca bencana.
Elemen masyarakat ini diantaranya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), termasuk Masyarakat Peduli Wette’e (MPW). Namun sejauh ini, bantuan adana tersebut akan diserahkan jika sudah terkumpul banyak.
“Dananya akan kami serahkan jika nanti sudah cukup banyak terkumpul. Dalam waktu dekat ini kami salurkan kepada korban secara bertahap,” kata Ketua Umum IMM Qoadriani, kemarin.
Sementara itu, Siara Barang menambahkan, pemerintah pernah menawarkan opsi kepada warga Wette untuk direlokasi pindah ketempat yang lebih aman dengan alasan tempat bermukim selama ini merupakan daerah rawan bencanan banjir dan angin kencang.
Namun, para warga menolak dengan alasan, selain mata pencaharian sebagai nelayan yang bermukim disepanjang pesisir danau Sidenreng, juga merupakan bencana seperti banjir justru menjadikan hal itu berkah bagi mereka.
“Kita pernah tawarkan rumah gratis dan tanah tempat tinggal secara cuma-cuma. tapi mereka menolak. Justru katanya, warga Wette’E sebut banjir itu bencana bagi orang lain, sementara bagi mereka itu adalah berkah karena tangkapan ikan para nelayan melimpah ruah disaat banjir melanda,”ungkap Sibar.
Hal itu dibenarkan, oleh salah satu warga yang mengaku sudah bermukin puluhan tahun di Kelurahan Orai Salo Wette’e.
“Banjir dengan air setingggi lantai rumah panggung kami itu adalah berkah pak dan itu sudah kitan anggap biasa karena ikan kita bisa tangkap dengan mudah dibawah kolom rumah,” ungkap H.Ancu diamini Nasir. (ady sanjaya)