*Walikota Makassar dan Chusnul Mariyah Kupas Tuntas Fenomena Politik Pasca Pilpres
MAKASSAR, Penarakyat.com — Setelah sukses menggelar selama empat kali Table Talk, kini BRORIVAI Center kembali menggelar Table Talk yang ke-lima dengan mengusung tema ‘Ketahanan Umat dan Stabilitas Politik Pasca Pilpres’
Kegiatan ini akan dilaksanakan di Rumah Cerdas, Jalan Botolempangan No. 56 Kota Makassar, jumat (24/05/2019).
Hadir sebagai narasumber, Chusnul Mariyah Ph.D selaku Presiden Direktur Center for Election and Political Party FISIP Uneversitas Indonesia dan Plt. Walikota Makassar, M. Iqbal S. Suhaeb serta founder BRORIVAI Center, Abdul Rivai Ras.
Menurut M. Chusnul Mariyah, fenomena pilpres kali ini cukup unik, menjadi sebuah pemilihan dengan torehan pengalaman yang cukup kompleks.
Namun disisi lain, juga menimbulkan kontraversi dan meninggalkan luka yang mendalam.
Bagaimana tidak, kabar meninggalnya 500-an lebih penyelenggara pemilu menjadi preseden buruk pelaksanaan pemilihan di Indonesia.
“Pemilu itu kejujujuran, itulah kuncinya,” Ucapnya saat menjadi narasumber.
Baginya, Indonesia adalah negara yang kompleks, pemimpin harus pandai menjaga daerahnya sendiri.
“Bupati, Walikota harus mampu menjaga wilayahnya supaya tidak mudah diintervensi, jangan sampai ada orang yang ingin meluluntahkan wilayah kita akhirnya yang rugi kita sendiri,” Ucap pakar politik Universitas Indonesia ini.
Perlu membangun ruang-ruang diskusi untuk merawat demokrasi.
“Bangun dialog-dialog, ajak partai politik, politisi dan elemen oemuda untuk membicarakan masalah bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa, mensejahterkan rakyat dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia,” Jelasnya saat membawakan materi.
Diakhir ia berpesan jangan sampai kita menjadi islam yang pobia, .
“Apa itu orang islam yang pobia ? Orang Islam tapi anti islam sendiri, dia ngerti sholat, baca qur’an tapi jangan coba-coba masuk politik, jangan mempertanyakan soal keadilan. Kebijakan ini terjadi dizaman belanda dulu dan masih terjadi sampai sekarang,” Tuturnya.
“Jadi tidak usah sombong, kekusaan itu diberikan oleh Allah SWT. Kita cuma ikhtiar mencari ridha Allah untuk mendapat kekuasaan, karena pada saat anda diberikan kekuasaan, apakah anda akan dihinakan atau diangkat derajatnya tergantung bagaimana anda menaati hukum-hukum yang telah ditetapkan” Tutupnya.
Dikesempatan yang sama, M. Iqbal S. Suhaeb menilai bahwa umat sekarang menjadi penopang sekaligus aktor dalam demokrasi Indonesia, hal ini tentu memliki perhatian khusus dan sebuah fenomena yang perlu dicermati dengan baik agar Indonesia tidak terpecah belah.
“Makassar contohnya, kenapa sering masuk wilayah merah ? Bukan karena suka marah-marah tapi orang Makassar nasionalismenya tinggi, sedikit ada kecurangan pasti mereka marah, kita itu jujur-jujur” Ujar Iqbal.
Table Talk ke-5 ini juga hadir beberapa tokoh masyarakat dan elemen organisasi kepemudaan, mulai dari internal BRORIVAI Center hingga ruang lingkup organisasi luar, sekaligus di rangkaikan peluncuran BRC-LA2H dan buka puasa bersama. (Andi Udin)