MAKASSAR, penarakyat.com — Kepala BNPB RI, Letjen Doni Monardo mengungkapkan, berdasarkan data dari pihak BNPB RI, kerugian yang disebabkan bencana alam di Indonesia, baik tsunami, gempa, banjir longsor dan bencana lainnya tahun 2019 mencapai Rp81,8 triliun.
“Sedangkan di tahun 2020 ini hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 455 bencana alam yang melanda Indonesia, termasuk di Sulsel sendiri,” katanya pada acara Penataran Manajemen Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi bersama Penanggulangan Bencana (BNPB) RI membahas terkait pemetaan penanggulangan bencana yang berlangsung di Kantor Gubernur, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Senin 10 Februari 2020.
Pemetaan manajemen bencana ini diikuti oleh seluruh Forkopimda Sulsel dan kepala daerah serta Forkopimda 24 kabupaten/kota se-Sulsel.
Kegiatan ini sebagai tindaklanjut UndangUndang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang mengamanatkan bahwa Pemerintah & Pemerintah Daerah menjadi Penanggung Jawab Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana jadi kata kuncinya Bencana urusan bersama.
“Tanpa kolaborasi sangat sulit untuk kita hadapi bencana alam. Jadi dibutuhkan kolaborasi seperti ini baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten bahkan sampai level paling bawah seperti RT dan RW,” jelas Doni Monardo.
Menurutnya, kegiatan tersebut dilasanakan karena melihat kondisi saat ini, bencana semakin meningkat dan bertambah seiring pertambahan populasi dan kerusakan lingkungan, sehingga budaya sadar bencana harus selalu ditumbuhkan.
“Karena kita hidup didaerah rawan bencana maka kita harus kenali ancamanya, siapkan strateginya, ketahui masalahnya, dan carikan solusinya. Karena bencana urusan bersama, kita jaga alam kita,” jelas Doni Monardo.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengatakan, kegiatan penataran manajemen bencana ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan di Pemprov Sulsel.
“Alhamdulillah kita melakukan kegiatan penataran manajemen penanggulangan bencana, kalau nggak salah ini yang pertama di Sulawesi Selatan,” kata Gubernur inovatif ini.
Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah mengatakan bahwa kegiatan tersebut penting dilakukan dalam upaya menghadapi bencana yang kerap terjadi di Sulsel.
“Kegiatan ini memang sangat penting apalagi tahun 2019 lalu, ada sebelas daerah yang dilanda banjir, longsor dan angin puting beliung,” katanya.
Nurdin Abdullah berharap, agar kedepan seluruh elemen pemerintahan, baik pemerintah daerah, Polres dan Damdim dapat sama-sama menghadapi tantangan bencana alam.
“Saya setiap kunjungan ke daerah saya menyempatkan bertemu dengan masyarakat petani, saya mengajak Polres, Dandim dan semuanya untuk menjaga alam dan hutan kita,” ungkap Mantan Bupati Bantaeng ini.
Pada kegiatan ini sebagai Narasumber LetJen.TNI Doni Monardo selaku Kepala BNPB, Prof Rahma Husain sebagai ahli gempa.
Dihubungi media seusai acara, Sekda Wajo H. Amiruddin yang merupakan perwakilan Kabupaten Wajo, mengatakan bahwa dirinya ditugaskan Bupati Wajo untuk menghadiri kegiatan tersebut karena dinilai sangat penting.
Mengingat Wajo juga termasuk daerah yang kerap terjadi bencana alam. Menurut H.Amiruddin, penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, dan membutuhkan penanganan cepat dan tepat
“Di sini dibahas mengenai penanganan dan penanggulangan bencana yang tersusun, terarah dan terencana. Juga solid antara pemkab, polri dan TNI. Termasuk upaya-upaya pencegahannya,” jelas H.Amiruddin. (hw)