Sedih Lihat Kakek Makmur Dijambret. The Father Unifying of The Bikers Bantu Uang Rp204 Juta

Sedih Lihat Kakek Makmur Dijambret. The Father Unifying of The Bikers Bantu Uang Rp204 Juta

KENDARI, Penarakyat.com — Hati siapa yang tak menangis jika melihat derita La Makmur. Seorang kakek hidup sebatang kara tinggal di kota Baubau, Kendari, Sulawesi Tenggara harus mengelus dada dan menangis sedih.

Miris memang, uang jutaan yang selama ini dikumpulkan dari hasil berbelas kasih pada orang itu harus hilang gegara dua manusia berhati iblis.

Pelaku jambret berhasil merampas tas korban tanpa rasa iba. Padahal, uang itu rencananya akan dipersiapkan untuk proses kematiannya kelak dengan berencana membeli kain kafan untuk dirinya.

Namun siapa sangka Allah,SWT memang maha adil dan bijaksana.IMG_20201207_23798

Peristiwa penjambretan di depan Bank Sultra Jalan Wolter Monginsidi Kelurahan Bataraguru Baubau beberapa hari lalu terekam CCTV dan viral.

Ternyata, uang jerih payahnya milik kakek Makmur yang raib itu berbuah ratusan juta.

Seorang pengusaha sukses di Jakarta menaruh iba setelah melihat video rekaman CCTV dijambret itu viral diunggah oleh media sosial (medsos).

Lewat fasilitas Ustads Ahmad Takyuddin Malik dengan mengetuk hati lewat donasi dermawan pengusaha dan netizen berhasil mengumpulkan uang senilai Rp204 juta.

Wahyu Kandacong, CEO PT. Whyka Eksprex Logistik Jakarta terbang ke Baubau Kendari bersama ustads Ahmad Takyuddin Malik hanya untuk menyerahkan santunan donasi senilai 204 juta kepada kakek La Makmur.

Kedatangan pengusaha asal tanah Bugis Sidrap Sulawesi Selatan itu menemui Kakek La Makmur itu difasilitasi sahabatnya yang juga Legislator Kota Kendari.

“Saya sedih, menangis dan betul-betul terharu. Nasib Makmur ini, sudah hidup sebatang kara juga niat baiknya tak ingin susahkan orang jika ia meninggal dunia kelak. Ia sudah berniat mengumpulkan uang bekal akhiratnya, tapi itulah oknum pelaku kejahatan, tidak punya hati,”ungkap Wahyu Kandacong, Minggu (6/12/2020) usai menyerahkan langsung donasi kepada Kakek Makmur.

“Ini bentuk kewajiban kita sebagai manusia saling berbagi, bukan menjahatinya. Saya lihat langsung tempat kosan milik Makmur betul-betul tidak punya sanak saudara, famili. Ia tinggal sebatang kara,”lontar Wahyu Kandacong yang dikenal kalangan Bikers Dulur Nusantara dengan julukan “The Father Unifying of the Biker”.

Bos management ‘Senang Kencang’ ini mengatakan alangkah dosanya manusia jika ada saudara tidak sedarah sedang tertimpa musibah kita tak membantunya.

“Seperti kakek Makmur tertimpa musibah, kita wajib menyisihkan Reski buat dia, niatnya itu sangat mulia. Uang jerih payahnya ia simpan untuk bekal kematiannya. Ini betul-betul mengiris hati kita,”ucap Wahyu pemilik semua akun medsos (Wahyu_Kandacong).

Sementara, dikesempatan sama Ustads Taqy Malik sapaan akrab Ahmad Takyuddin Malik yang turut mengamini kondisi hidup Makmur menambahkan hatinya mengetuk hati para dermawan dan netizen setelah melihat video dan pengakuan kakek La Makmur menangis usai dijambret.

Lewat akun medsos Instagram Ig#Taqy_Malik, mengunggah video peristiwa jambret Kakek Makmur berdurasi 13 detik itu kini sudah ditonton 1.001.695 follower.IMG_20201207_23708

Sisipan rekening BSM 7977766677 berhasil mengumpulkan donasi dermawan sebanyak Rp204 juta termasuk santunan dari CEO PT. Whyka Eksprex Logistik Jakarta.

“Insyaallah, Allah,SWT akan membalas kebaikan kita semua baik didunia maupun diakhirat,” tandasnya.

SISI HIDUP KAKEK MAKMUR

Sekedar flashback soal kehidupan Kakek La Makmur. Pria paruh baya yang sehari-hari mengemis ini tinggal di sebuah kamar indekos sempit dua petak nampak tidak layak huni di Kelurahan Bataraguru, Kota Baubau Kendari, Sultra.

Dalam Kamar berdindingkan batako dan atap seng itu tidak nampak ada peralatan memasak ataupun barang lainnya layaknya anak kos pada umumnya.

Saat diwawancarai awak jurnalis pasca viral korban jambret, Makmur mengaku masih trauma dan mengeluh sakit pada bahu sebelah kanan karena terhempas saat para pelaku menarik tas miliknya.

“Masih sakit kasian bahuku, waktu saya dirampok tidak ada yang bergerak, orang bengkel juga hanya lihat-lihat,”Keluh Makmur, sepekan lalu.

Makmur mengakui uang hasil mengemisnya digunakan untuk bertahan hidup karena tidak ada peluang baginya lagi untuk bekerja. Disamping itu Ia persiapkan untuk membeli kain kafan saat ajal menjemput.

Kejadian perampasan bukan pertama kali dialaminya, namun insiden tersebut pernah berulang di Kotamara. Saat itu uang yang berhasil Ia kumpulkan selama berbulan-bulan senilai hampir Rp 2 juta raib dibawa kabur orang tak dikenal.

“Mudah-mudahan mereka ditangkap semua supaya dikasih tobat,” Harapnya pada pewarta setempat.IMG_20201207_23931

JADI KORBAN JAMBRET

Sebelumnya, La Makmur jadi korban jambret. Uang hasil kerjanya yang diperkirakan mencapai jutaan rupiah dirampas oleh penjambret.

Penjambretan itu terjadi di depan salah satu bank di bilangan Jalan Kartini Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Sabtu (28/11/2020) lalu.

Aksi penjambret merebut tas La Makmur juga sempat terekam CCTV.

Dalam video berdurasi 13 detik yang tersebar di dunia maya terlihat dua orang pemuda menarik paksa tas dari seorang kakek. Korban berusaha merebut kembali tasnya itu sampai ia jatuh tergelungkup mencium aspal.

Video itu telah viral dan banyak menuai tanggapan netizen.

Menurut La Makmur, para penjambret sempat mau mengelabui dengan mengajak makan siang sebelum merebut paksa tasnya.

Namun La Makmur enggan karena melihat gelagat dua orang tersebut mencurigakan dan tidak mengenalinya.

“Dia ajak makan tapi saya tidak mau, saya lihat matanya di tas terus,” ujarnya yang kelihatan tak bertenaga dan matanya meneteskan air mata saat ditemui wartawan.

Dia menambahkan, uang yang dijambret merupakan hasil meminta-minta selama dua bulan yang sengaja dikumpulkannya untuk persiapan membeli kain kafan.

Menurut dia, dirinya biasanya berada di sekitar lokasi penjualan tiket depan Pelabuhan Murhum Kota Baubau. (Riss/Ady/RED)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *