SIDRAP, Penarakyat.com — Hujan yang disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Sidrap belakangan ini membuat petani di sejumlah desa di Sidrap resah.
Pasalnya, puluhan hektare tanaman padi yang sudah memasuki usia remaja dan sudah mulai berbuah roboh akibat hujan disertai angin kencang. Kondisi itu terutama dialami petani di Desa Tanete dan Waladeceng, Kecamatan Maritengngae, Sidrap.
“Umur tanaman padi ini sekitar 30 sampai 35 hari roboh ke tanah kena hujan bercampur angin, tanaman padi disini yang roboh banyak, sampai belasan hektar. Kami semua disini tentu kami tak menghendaki, tapi mau di apa, karena curah hujan yang masih tinggi, tanamannya pasti rusak,” ujar La Beddu warga Tanete, Senin, (6/2).
Hal senada juga diungkapkan oleh Jamal. Ia menambahkan, petani hanya pasrah dan tidak punya pilihan lain untuk menghindari kerugian sepanjang cuaca tidak kembali normal.
Untuk menghindari kerugian, warga mencoba dan berusaha membangkitkan kembali tanaman padi mereka dengan cara mengikatnya. “Hanya itu pilihan lainnya untuk menghindari kerusakan lebih banyak. Alternatif melakukan panen lebih awal juga mustahil karena tanaman belum berbuah,” ungkapnya.
Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (KPKPP) Sidrap, Amiruddin Syam, mengaku belum mendapatkan laporan dari petani terkait masalah itu. Meski demikian, dia memperkirakan, rebahnya sejumlah tanaman padi milik petani itu lebih disebabkan karena multi faktor.
Kesalahan varietas serta penggunaan pupuk yang tidak berimbang, kata Amiruddin, sangat rentan menyebabkan tanaman padi cepat rebah. “Kesalahan varietas serta penggunaan pupuk yang tidak berimbang juga mempengaruhi. Jika tak tepat, maka tanaman padi bisa rebah,” tandasnya. (ady Sanjaya)