ENREKANG, Penarakyat.com – Lumbung Padi desa adalah mengumpul Infaq padi setiap panen.
Hal ini sudah jadi budaya yang sejak lama berlangsung turun temurun sampai sekarang, rumah-rumah di Desa Rante Mario Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang.
Basri S.Pd salah satu tokoh masyarakat di Desa tersebut menjelaskan bahwa setiap orang panen padi menyumbang sesuai kemampuan melalui lumbung padi yang berada di halaman masjid.
Isi lumbung padi tersebut akan dikumpulkan setiap panen menjadi stock padi di lumbung. Saat di butuhkan akan di jual untuk kegiatan-kegiatan sosial maupun kemanusiaaan penduduk setempat.
“Caranya sederhana dan tidak memberatkan dengan hanya sesuai kemampuan dan diperuntukkan semua menggarap sawah. Mereka secara sukarela menyisihkan hasil panennya setiap panen dengan niat sumbangan sosial,” ujarnya, Senin (16/09/2019).
Padi yang terkumpul bisa mencapai Rp 3 juta perpanen. Ia pun menceritakan, padi tersebut juga sudah sering dipakai untuk masyarakatnya.
“Contohnya, setiap ada kegiatan sosial keagamaan bersama warga, juga ada terkena musibah kecelakaan.
Sementara itu terpisah Salah satu komisioner Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Enrekang, Baharuddin, pun sangat mengapresiasi budaya desa Rante mario.
“Itu sangat bagus. Artinya, dalam pikiran masyarakat sudah tertanam kesadaran untuk berzakat.” Ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan bahwa ini kearifan lokal yang perlu di tumbuhkembangkan di desa desa lainnya. Tugas BAZNAS Enrekang melakukan sosialisasi dan edukasi UU zakat untuk adaftasi dengan aturan yang berlaku saat ini tentang pengelolaan zakat.
“Budaya bayar infaq pertanian ini masuk dalam klausul pasal yang mengatur tentang standar zakat pertanian. Tidak sulit menyesuaikan dengan kebiasaan lama masyarakat Islam Rante Mario tersebut. Kalau selama ini model pengumpulannya tidak jelas zakat atau infaq, maka sudah harus jelas hitungannya.” Jelanya.
Dirinyapun menambahkan bahwa demikian juga pendayagunaan infaq padinya, selama ini lebih banyak ke kegiatan sosial dan m tidak memperhatikan aspek aznap maka kedepan harus berdasarkan 8 asnap. Pola distribusi dan pendayagunaan cukup mengikuti cara BAZNAS Enrekang, mendahulukan fakir miskin, baik sipat santunan konsumtif maupun produktif.
“Kami sangat bersyukur Desa Rante Mario ini termasuk desa yang di berkahi Allah SWT, betapa tidak, di saat kampung tetangga dan daerah lainnya kekeringan air, desa ini berlimpah airnya.” Tukasnya.
Selain itu juga salah satu warga Desa yang akrab disapa Papa Fatur ini mengatakan bahwa Di saat kampung lain tidak bisa menanam jagung karena kemarau jutsru warga desa kami semangat menanam karena memburu musim paceklik.
“Itu pasti mahal harga jagung karena tidak ada daerah lain panen atau gagal panenkarena kemarau. Kami ada pengairan yang di pakai menyiram tanaman jagung yang kami tanam saat kemarau,”tandasnya. (Mbass)