GOWA, Penarakyat.com — Sejumlah pedagang Pasar Rakyat di Somba Opu Kabupaten Gowa mengeluhkan sepinya pembeli, khususnya pada hari Minggu. Menjamurnya toko online Sistem Cash on Delivery (COD) dan adanya pasar dadakan di Car Free Day (CFD) menjadi penyebabnya.
Seperti terpantau pada pelaksanaan CFD di Jalan Mesjid Raya beberapa waktu lalu, jalanan dipenuhi pengunjung dan juga pedagang kaki lima (PKL). Kondisi area CFD semakin semrawut di beberapa sudut jalan yang menyambungkan jalan Tumanurung Raya yang tembus ke mesjid Syech Yusuf bahkan sudah meluber ke jalan Agus Salim.
Ketua LSM Mapankan, Fajar Fajhri mengatakan CFD Gowa semakin semrawut dan tidak sesuai dari konsep awalnya sebab pelaksanaannya sampai jam 11.30 WITA dan seharusnya sudah selesai Jam 09.00 Wita
“CFD Gowa perlu dievaluasi total agar warga Gowa yang menikmati CFD tetap merasa nyaman dan dikembalikan seperti semula pada maksud dan tujuannya, jelasnya di Rumah Makan Cobe’ Cobe’ Jalan Sultan Hasanuddin, Kamis (20/6/2019) malam.
Lanjut ia juga mengatakan jika para pedagang yang berjualan di CFD ini cenderung pedagang dari Makassar malahan lebih parahnya lagi tidak ada kontribusi sebagai PAD Gowa
“Pedagang yang berjualan di CFD ini rata-rata 80 persen dari Makassar tidak ada feedback untuk masyarakat dan pemerintah Kabupaten Gowa,” Tegas Fajar.
Ia juga menjelaskan sejak adanya CFD, pasar sentral Sungguminasa menjadi sepi pengunjung di hari Minggu. Orang sudah malas datang belanja ke pasar karena sudah berbelanja pakaian di CFD
“Kalau menurut saya, itu akan mematikan pedagang di pasar,” katanya.
Fajar juga menyarankan jika ada pedagang Kaki Lima yang mau berjualan disekitaran CFD setidaknya hanya Kuliner saja bukan Fashion dan Aksesoris
“Saya berharap Pemkab Gowa berkenan untuk meninjau dan mengevaluasi kembali pelaksanaan CFD, sehingga kembali pada konsep awalnya. Kami juga sebagai masyarakat Gowa terlalu lama tidak bisa mempergunakan jalan di area CFD karena waktunya sudah menghampiri waktu dhuhur,” tutup pria ceking ini. (Andi Aswin)