Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga momentum pergerakan ekonomi bagi banyak orang. Penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) oleh BAZNAS tidak hanya membantu masyarakat prasejahtera, tetapi juga menciptakan efek domino yang menggerakkan roda perekonomian. Penerima zakat yang awalnya hanya mendapat bantuan, pada akhirnya turut menjadi bagian dari perputaran ekonomi yang lebih besar, baik sebagai konsumen maupun pelaku usaha kecil.

Di Kabupaten Wajo, misalnya, BAZNAS menyalurkan 1.364 paket Ramadan Merdeka, bekerja sama dengan Polres dan Kodim 1406 Wajo. Bantuan ini tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga meningkatkan transaksi ekonomi di pasar lokal karena sembako yang dibagikan berasal dari pedagang setempat. (Baca selengkapnya)

Hal serupa terjadi di Kabupaten Sinjai, di mana BAZNAS menyalurkan 50 paket sembako kepada penyandang disabilitas, lansia, dan pekerja sektor informal. Dampaknya bukan hanya bagi penerima manfaat, tetapi juga bagi perekonomian daerah karena meningkatnya daya beli dan perputaran uang di sektor UMKM. (Baca selengkapnya)

Efek domino dari zakat ini terus bergerak. Penerima manfaat yang sebelumnya berada dalam kondisi sulit, kini memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan dan bahkan mulai berkontribusi dalam perputaran ekonomi. Dengan meningkatnya daya beli, pelaku usaha kecil dan menengah ikut berkembang, menciptakan lapangan kerja baru, serta memperkuat ekonomi berbasis solidaritas sosial. Ramadan pun menjadi momentum di mana zakat bukan sekadar bantuan, tetapi juga investasi sosial yang menciptakan dampak berkelanjutan bagi ekonomi umat.


(Tajuk/penarakyat)

Jumardi
Editor
penarakyat
Reporter