SIDRAP, Penarakyat.com — Dua pekan sudah berlalu pasca insiden penembakan mobil warga oleh petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan (BNNP Sulsel) di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Selasa dini hari (14/10/2025) sekitar pukul 00.40 WITA, masih menyisakan misteri teka teki siapa oknum yang diklaim nyaris membunuh warga tersebut. 
Berdasarkan pantauan di lapangan, mobil jenis Mitsubishi Xpander warna hitam itu dibawa pemiliknya ke Posko Resmob Polres Sidrap sesaat setelah peristiwa terjadi.
Di kendaraan tersebut ditemukan delapan lubang yang diduga bekas peluru di berbagai bagian bodi mobil.
Lubang tembus tampak jelas di kaca depan bagian kanan, sejajar dengan posisi kepala pengemudi. Bekas tembakan juga terlihat di sandaran kepala kursi sopir dan kursi penumpang depan, menunjukkan arah tembakan yang nyaris fatal.
Selain itu, lubang peluru juga ditemukan di kaca jendela pintu kiri belakang, serta dua lubang di sisi kiri bodi kendaraan, tepat di atas penutup tangki bahan bakar.
Bagian belakang mobil pun tak luput, dengan kaca belakang retak dan pecah akibat tembakan, meski tidak sepenuhnya hancur karena tertahan lapisan riben.
Di sisi kanan kendaraan, terdapat bekas tembakan pada talang air yang mengarah dari atas ke bawah, memperkuat dugaan bahwa peluru ditembakkan dari posisi lebih tinggi.
Sejumlah warga yang menyaksikan kondisi mobil itu menilai tindakan aparat berlebihan dan mengancam nyawa.
“Itu bukan tembakan pelumpuh, tapi tembakan mematikan. Lubangnya sejajar kepala pengemudi, dan di sandaran kepala juga ada tembusan. Itu jelas bukan peluru peringatan,” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya, Senin (27/10/2025). 
Namun, Kasi Intel BNNP Sulsel, Agung FS, membantah tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa anggotanya tidak bermaksud menembak ke arah bodi mobil.
“Terima kasih sudah diklarifikasi. Sekali lagi, anggota kami tidak menyasar bodi mobil, tapi ban. Namun karena situasi di lapangan cukup kompleks dengan tensi tinggi, amunisi akhirnya menyasar bagian badan mobil,” jelas Agung, Senin (27/10/2025).
Insiden ini memicu pertanyaan publik soal prosedur penggunaan senjata api oleh aparat BNN, khususnya dalam operasi yang melibatkan warga sipil. Sejumlah pengamat menilai, investigasi menyeluruh perlu dilakukan agar peristiwa serupa tidak terulang. (Ady)












Tinggalkan Balasan