SIDRAP, Penarakyat.com — Kasus penganiayaan berat kembali terjadi di Kabupaten Sidrap, Selasa, (21/08/2018) pagi tadi.
Insiden di kecamatan Baranti ini terjadi sekira pukul 10.00 wita di duga dilakukan oleh satu keluarga terhadap salah seorang korban bernama Andi Karodding (55) warga kelurahan Baranti.
Kejadian ini pun sontak membuat geger sejumlah warga setempat. Pasalnya ummat muslim saat ini mempersiapkan segala sesuatu untuk perayaan Idul Adha Rabu 22 Agustus 2018 (besok, red).
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka tombak pada pinggul bagian kanan dan dilarikan ke RS Arifin Nu’mang Rappang dengan kondisi tombak masih menempel ditubuh korban.
Korban hingga saat ini dilaporkan kritis dan masih koma. Dimata masyarakat setempat, korban dikenal sebagai tokoh masyarakat Baranti.
Sejumlah sumber yang berhasil himpunan baik di RS Arifin Nu’mang Rappang maupun di Tempat Kejadian Perkara (TKP), jika korban dianiaya satu keluarga dengan pelaku masing-masing inisial HBB (25), PHB (55), dan LSP (45).
Menurut informasi itu, persoalan tersebut dipicu dendam lama, dimana keduanya pelaku HB dengan korban Andi Karodding sudah kerap saling menantang untuk duel berkelahi.
Sementara, sesaat setelah kejadian berdarah itu, Ketiga pelaku langsung menyerahkan diri dan diamankan di Mapolres Sidrap.
“Korban saat ini masih ditangani petugas medis RS Arifin Nu’mang untuk merawat luka disekujur tubuh korban akibat tebasan benda tajam yang banyak mengeluarkan darah,” ujar salah seorang warga yang ditemui di RS Arifin Nu’mang Rappang.
Dari kejadian tersebut, sejumlah petugas gabungan Polsek Baranti dan Polsek Panca Rijang serta Polres Sidrap untuk sementara masih mengumpulkan data terkait kasus penganiayaan yang menimpa salah seorang tokoh masyarakat Baranti.
Sementara, Kapolsek Baranti, IPTU Muh Tang mengatakan, bahwa kasus tersebut kini ditangani Satreskrim Polres Sidrap.
“Yah, kasusnya di serahkan ke Satreskrim Polres Sidrap, dan saat ini masih sementara penyelidikan motif kasus penganiayaan itu,” tandasnya.
Rusak Rumah Pelaku
Pasca insiden berdarah tersebut, pada pukul 14.25 wita, situasi berubah mencekam.
Sedikitnya 100 orang lebih pihak keluarga korban melakukan penyerangan ke rumah pelaku masing-masing menggunakan tutup muka (topeng).
Setelah melampiaskan amarahnya beberapa saat kemudian, tepat Pukul 14.38 wita keluarga korban yang melakukan penyerangan pelaku langsung membubarkan diri dan situasi kembali kondusif.
Polisi sudah kembali mengendalikan kondisi untuk menghindari hal-hal susulan, seperti penyerangan balik oleh kedua kubu bersinggungan. (Ady)