WAJO, Penarakyat.com — Acara Dialog Seputar Anak dan Remaja Tingkat Kabupaten Wajo, dengan tema dialog “Kita Wujudkan Penguatan Pendidikan Karakter dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0”. Bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo, Rabu, 18 Desember 2019.
Kegiatan Dialog Seputar Anak dan Remaja tingkat Kabupaten Wajo merupakan Wujud Implementasi dari Program Kerja Forum Anak Yayasan As’adiyah mengenai pembentukan karakter dan moral anak.
Maka demi menyukseskan kegiatan ini, Forum Anak Yayasan As’adiyah menggandeng 4 Organisasi Anak dan Remaja yang ada di Kabupaten Wajo. Diantaranya :
1. Santri Channel
2. Forum Generasi Berencana Kabupaten Wajo (Forgen Wajo)
3. Forum Remaja Palang Merah Indonesia (Forpis)
4. Forum Anak Tomaradeka Wajo.
Tujuan dari kegiatan ini yang berdasarkan tema yakni ingin dengan adanya Kegiatan Dialog seperti ini,maka Anak dan Remaja punya Tempat dan ruang untuk meluangkan segala isi hatinya tentang persoalan yang mereka hadapi dalam kehidupan
Mengenai Organisasi yang terlibat dalam kegiatan ini, Salah satunya Forum Anak Yayasan As’adiyah sebagai penggagas Kegiatan, merupakan Forum Anak yang telah menorehkan Prestasi tingkat nasional.
Adapun Narasumbernya Ada 3 orang yaitu :
1. Hj.Sitti Maryam (Ketua TP.PKK Kab.Wajo)
2. Hj.Ceke Karai,SH.,MH.(Pemerhati Remaja Tingkat Nasional)
3.Suryanarni Sultan, SKM., M.Kes. ( Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak DP3A Prov. Sulsel)
Forum Anak Yayasan As’adiyah merupakan Binaan langsung Pengurus Pusat As’adiyah yang dikoordinatori langsung Oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Wajo, Peserta kegiatan kami SMP/SMA Sederajat
Sambutan Bupati Wajo yang diwakili oleh Sekrataris Daerah Kabupaten Wajo H. Amiruddin A, S.Sos., MM. menyampaikan bahwa perbincangan soal karakter adalah perbincangan tentang bagaimana membangun jiwa manusia. Belajar dari pengalaman negara-negara maju dengan memajukan pendidikan karakter bangsa, maka bangsa tersebut akan maju pula dalam hal ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi.
“Adapun kebijakan Indonesia dalam penguatan pendidikan karakter telah terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), dengan nilai-nilai utama berupa religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas,” jelas Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo.
Dan dikatakan kalau nilai-nilai tersebut ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional, untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tidak pasti.
“Dunia global saat ini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0. Para hadirin tentu telah sering mendengar istilah ini. Dalam revolusi industri 4.0, terjadinya integrasi pemanfaatan teknologi dan internet yang begitu canggih dan masif tentu memberikan pengaruh terhadap perubahan perilaku dunia usaha dan industri, termasuk perilaku masyarakat dan konsumen pada umumnya,” ungkap H. Amiruddin A, S.Sos., M.M.
Juga dikatakan kalau generasi yang ada saat ini dan akan memasuki dunia kerja, perlu mempersiapkan diri sedini mungkin agar tidak tertinggal di masa mendatang. Generasi tersebut adalah generasi milenial, generasi Z dan generasi alpha, yang saat ini sedang mengecap dunia pendidikan, seperti anak-anakku yang hadir saat ini sebagai peserta dialog.
“Perilaku yang baik tidak akan muncul tiba-tiba tanpa melalui proses pendidikan, kemudian melalui proses pembiasaan dan melatihnya terus menerus hingga melekat sebagai kepribadian dan membentuk karakter. Meminjam sebuah pameo Bugis klasik, lele bulu’ tellele abiyasang, naekiya lele mua abiyasangnge, narekko abiyasang topa falelei,” pungkas Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo.
Sementara itu Hj. Sitti Maryam, S.Sos., M.Si sebagai salah satu pembicara dalam acara ini menjelaskan Seputar pembinaan karakter yang baik terhadap anak, beliau mengatakan bahwa pendidikan karakter itu dimulai dari lingkungan rumah sendiri sejak dini.
“Karakter anak harus sudah dibentuk, bahkan sejak dalam kandungan pun, Karakter anak sudah mulai terbentuk sesuai dengan kemauan orang tua, misalnya anak ingin dijadikan penghafal Al Qur’an,maka sejak dalam kandungan minimal didengarkan secara terus menerus bacaan Alquran seperti murottal dan sebagainya,” jelas Hj. Sitti Maryam, S.Sos., M.Si.
Juga mengatakan bahwa The Best Teacher is experience. Bahwa guru terbaik itu adalah pengalaman, maka carilah hal yang positif serta mengingatkan kepada generasi muda, bahwa di puncak Tahun Baru nanti agar tidak merayakan dengan hal yang tak bermanfaat. Dia menekankan pada malam tersebut diisi dengan kegiatan keagamaan seperti dzikir dan sholawat
“Untuk membentuk karakter yang baik adalah Dengan mencontoh akhlak Rasulullah SAW. Sebab Beliau diutus dimuka bumi ini,tak lain untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia,” pungkas Hj. Siiti Maryam, S.Sos., M.Si.
Sementara itu Andi Muh Awaluddin Syam yang merupakan Ketua Panitia Pelaksana kegiatan ini menyampaikan harapannya bahwa semoga Anak dan Remaja kedepannya semakin didengar saran dan masukannya terutama dalam pembentukan dan pembangunan karakter. (Humas Pemkab Wajo)