Diduga Tidak Sesuai Bestek, Talud Stasiun Kereta Api Soppeng Riaja Runtuh

Diduga Tidak Sesuai Bestek, Talud Stasiun Kereta Api Soppeng Riaja Runtuh

BARRU, Penarakyat.com — Mega Proyek Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian RI, berupa pembangunan sejumlah Stasiun Kereta Api di Kabupaten Barru diyakini bakal terlambat selesai.

Proyek nasional yang digadang-gadang sebagai pilot proyek di Sulawesi Selatan, nampaknya harus dikerja ulang, walaupun alokasi anggaran kegiatan bersumber dari APBN 2019.

Pembangunan stasiun kereta api yang berada di Desa Ajakkang Kecamatan Soppeng Riaja, berdasarkan masa kontrak kerja selama 270 hari kalender.

Sementara selaku pemenang lelang sekaligus pelaksana kegiatan yakni PT Tri Tunggal Sejahtera dan PT Bintang Leo.

Tampak talud penahan stasiun kereta api roboh di Desa Ajakkang Kecamatan Soppeng Riaja Kabupateb Barru (3/1/2020).
Tampak talud penahan stasiun kereta api roboh di Desa Ajakkang Kecamatan Soppeng Riaja Kabupateb Barru (3/1/2020).

Namun sangat disayangkan kegiatan pembangunan stasiun yang sedang berjalan mengalami kerusakan (ambruk, roboh,red) sebelum pekerjaan stasiun rampung.

Kendati kegiatan pembangunan stasiun kereta api di Ajakkang telah masuk injury time, namun sejumlah pekerja bangunan tetap beraktifitas di area stasiun.

Arif (40) warga Mangkoso ditemui (3/1) disekitar stasiun Ajakkang menilai kegiatan pembangunan stasiun kereta api di Ajakkang, dari awal lambat sebab beraktifitas sejak awal tahun 2019 lalu dan belum selesai.

Sehingga dia menduga dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan stasiun kereta api di Ajakkang kurang profesional.

“Terkesan buru-buru yang berakibat, pasangan pondasi talug stasiun ambruk roboh serta sejumlah tiang pancang ikut terbongkar,”kata Arif.

Maksum (45) selaku penanggungjawab kegiatan pembangunan stasiun kereta api Ajakkang yang hendak dikonfirmasi (3/1/2020) di kantor stasiun Ajakkang tidak berada ditempat. Bahkan ditelepon via seluler tidak dapat dihubungi.

Rahmat (30) selaku Purchasing Manager ditemui dikantornya mengaku tidak tahu menahu terkait penyebab kerusakan talug penahan dan robohnya stasiun kereta api Ajakkang.

“Kalo penanggung jawab kegiatan keseluruhan,pak Maksum tapi tadi malam ke Makassar, sedangkan untuk pelaksana kegiatan di lapangan pak Sinton sedang pulang ke Medan,”kata Rahmat.

“Bidang saya terkait administrasi dan keuangan untuk pembangunan stasiun kereta api Ajakkang,”tutup Rahmat. (Aril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *