SITUBONDO, Penarakyat.com – Pemerintah Kabupaten Situbondo menggelontorkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025 untuk membiayai pembangunan enam ruas jalan strategis di wilayahnya. Pembangunan ini bertujuan untuk memperlancar distribusi hasil tembakau, meningkatkan akses petani ke pasar, serta mendukung mobilitas masyarakat ke fasilitas umum.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Permukiman (DPUPP) Situbondo, Abdul Kadir Jaelani, mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur tersebut difokuskan di sekitar pabrik rokok dan sentra pertanian tembakau.

“Jalan-jalan ini merupakan akses vital bagi industri hasil tembakau dan aktivitas pertanian warga. Dengan kondisi jalan yang lebih baik, distribusi hasil panen dan bahan baku rokok bisa lebih lancar,” kata Abdul Kadir saat dikonfirmasi, Selasa (22/10/2025).

Enam ruas jalan yang dibangun tersebar di Kecamatan Situbondo, Besuki, dan Sumbermalang. Beberapa di antaranya merupakan akses utama menuju pabrik rokok lokal seperti CV. Kalisat Abadi Sejahtera di Situbondo dan Persekutuan Tani Rengganis di Desa Tlogosari, Kecamatan Sumbermalang.

Menurut Abdul Kadir, infrastruktur yang baik akan berdampak langsung pada efisiensi logistik industri tembakau serta mempercepat pergerakan hasil pertanian seperti padi, jagung, dan tebu ke pasar.

“Selain menunjang industri, masyarakat umum juga sangat diuntungkan. Akses ke sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, bahkan ke jalan nasional akan lebih mudah,” ujarnya.

Salah satu proyek terbesar adalah peningkatan jalan ruas Widoro Payung – Baderan sepanjang 4.126 meter, yang menjadi akses utama bagi petani tembakau di kawasan Sumbermalang dan Besuki. Proyek ini menggunakan konstruksi hotmix untuk memastikan kualitas dan ketahanan jalan jangka panjang.

Selain itu, ruas PB. Sudirman – Kandang sepanjang 412 meter di Kecamatan Situbondo dibangun menggunakan rigid beton, mengingat kawasan tersebut merupakan jalur distribusi utama bagi pabrik rokok dan pusat aktivitas ekonomi warga.

Dana DBHCHT sendiri merupakan alokasi dari pemerintah pusat yang bersumber dari penerimaan cukai hasil tembakau. Dana ini diberikan kepada daerah penghasil cukai dan/atau tembakau untuk membiayai berbagai kebutuhan pembangunan daerah.

Abdul Kadir menegaskan, penggunaan DBHCHT di Situbondo tidak hanya untuk bantuan sosial, tetapi juga diarahkan untuk pembangunan berkelanjutan.

“Infrastruktur yang bagus adalah investasi jangka panjang. Ini akan mendukung produktivitas petani, efisiensi industri, dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Daftar Lengkap Proyek DBHCHT 2025 Situbondo:
– PB. Sudirman – Kandang (Situbondo) – 412 meter, rigid beton
– Demung – Widoro Payung (Besuki) – 3.200 meter, hotmix
– Kenanga – Mawar (Situbondo) – 300 meter, hotmix
– Widoro Payung – Baderan (Besuki/Sumbermalang) – 4.126 meter, hotmix
– PB. Sudirman – Kenanga (Situbondo) – 140 meter, hotmix
PB. Sudirman – WR. Supratman (Situbondo) – 160 meter, hotmix

Dengan penguatan infrastruktur berbasis DBHCHT, Pemkab Situbondo berharap ekonomi lokal, khususnya di sektor pertanian tembakau dan industri hasil tembakau, dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.(Ufil/ADV)