SOPPENG – Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng menggelar gebyar Aksi Bergizi tahun 2022, yang dilaksanakan di MA Negeri 1 Soppeng.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, Andi Fachriyana menyampaikan, tujuan kegiatan ini untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting melalui perbaikan status gizi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan ibu nifas, sehingga dapat lebih sehat dan produktif serta tidak melahirkan anak yang berpotensi stunting.
“Nantinya kami akan rutin memberikan tablet tambah darah setiap minggu sepanjang tahun,” ucapnya.
Fachriyana berharap agar para guru disekolah dapat tetap memantau para siswi untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari jumat.
“Ini agar dapat bebas dari anemia sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat dan memiliki prestasi gemilang,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Soppeng, Ir. Lufti Halide menjelaskan bahwa Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.
Riskesdas 2018 menunjukan bahwa anemia pada anak usia 5 sampai 14 tahun tercatat sebesar 26,8% dan usia 15 sampai 24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.
Lutfi mengharapkan kegiatan ini dapat memotivasi sekolah-sekolah lain untuk ikut melaksanakan kegiatan Aksi Bergizi secara rutin sebagai bentuk upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri, sehingga mendukung pencegahan stunting secara nasional.
“Saya juga berharap, melalui kegiatan ini cakupan konsumsi tablet tambah darah bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, Calon Pengantin dan Remaja putri dapat lebih meningkat sehingga dapat mewujudkan percepatan penurunan stunting melalui perbaikan gizi,” harapnya.
Sementara Kepala MAN 1 Soppeng, Musmuliadi mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan kampanye hidup sehat yang dilakukan secara serentak serta pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri, ibu hamil serta untuk memastikan kondisi kesehatan.
Kata dia, perempuan rentan mengalami penyakit anemia. Sehingga perlu ada gerakan dalam rangka memastikan bahwa remaja putri tetap sehat.
“Kami dari pihak sekolah sangat bersyukur karena ini merupakan visi misi MAN 1 Soppeng, dimana dalam kurikulum kami ada 4 hal yang harus kami olah yaitu, olah hati atau pendekatan nilai-nilai spiritual, olahraga atau memastikan kondisi fisik sehat, olah otak atau untuk mengisi kegiatan akademik dan olah rasa atau menumbuhkan empati,” jelasnya.
Olehnya itu, seorang siswa tidak hanya menguasai kemampuan akademik tetapi juga memperhatikan masalah kesehatan. Karena sehebat apapun anak jika tidak sehat tidak bisa menjadi generasi emas. (Rls)