WAJO, penarakyat.com — Banjir yang terjadi di Kecamatan Gilireng dan menyebabkan ratusan warga terpaksa mengungsi diakibatkan oleh tingginya curah hujan beberapa terakhir di daerah ini.
Selain itu, debit air bendung paselloreng yang meluber, juga berpengaruh memicu luapan air sungai Gilireng.
“Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama banjir kali ini. Kalau untuk air bendungan Paselloreng tidak terlalu berpengaruh/pengaruhnya sangat minim. Apalagi banjir di Kabupaten Wajo hampir merata kejadiannya,” kata Camat Gilireng Andi Muhammad Alfati saat di hubungi via Whatshapp, Sabtu sore (28/08/2921).
Terkait akibat banjir tersebut, Andi Muhammad Alfati mengatakan, ada lima desa di wilayahnya yang terendam banjir, yakni Desa Alausalo, Arajang, Mamminasae, Kelurahan Gilireng, dan Desa Poleonro.
Menurutnya, ada satu fasilitas kesehatan yang terendam banjir, yaitu Pustu Alausalo, sementara untuk fasilitas pendidikan, ada lima yang terendam yakni, TK PGRI Alausalo, SD 48 Mamminasae, SD 49 Alausalo, KB Harapan Mekar 1 Alausalo, dan KB Poleonro 1.
“Untuk Desa Poleonro ada rumah yang dilaporkan rubuh diterjang banjir. Data tersebut masih data sementara, karena masih ada data yang belum masuk,” ungkapnya.
Seperti diketahui banjir bandang yang menerjang Kecamatan Gilireng kali ini, dipastikan merusak ratusan hektare padi siap panen milik warga di berbagai desa di Gilireng.
Khusus di Desa Alausalo, selain fasilitas pendidikan, sarana ibadah, rumah warga dan lahan pertanian siap panen, banjir juga sempat mengisolasi daerah ini.
Kendaraan roda dua dan roda empat menuju kota Kecamatan tidak bisa mengakses lokasi tersebut.
Sementara itu, informasi yang dihimpun menyebutkan, air bendung paselloreng sempat meluber hingga ketinggian 2 meter.
“Informasinnya debit air terlalu tinggi di bendungan Paselloreng,” kata salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Dia mengatakan, dugaan tersebut cukup beralasan, karena sekitar dua tahun yang lalu, juga pernah terjadi banjir di Desa Alausalo, meski tidak separah ini, namun penyebabnya adalah terbukanya pintu bendung paselloreng yang saat itu masih dalam proses pengerjaan.
“Sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi banjir di Desa ini sampai merendam rumah warga,” katanya. (Jum)