Inilah Komentar Elit di Dialog Politik IJW

SENGKANG, PENARAKYAT.COM -Pemilukada Wajo masih 2 tahun lagi, tetapi euforia tokoh yang siap mendedikasikan dirinya untuk pembangunan Wajo sudah mulai terlihat dengan munculnya beberapa baliho, sticker, mobil branding, dan kelender. Bahkan ada “balon” yang sudah mencetak ribuan kelender.

Fenomena ini ternyata menggelitik Ikatan Jurnalis Wajo dengan menghelat dialog politik di warkop Dessija Sengkang Senin (12/1/2016), Dialog yang bertajuk ” Road to Pilkada 2018″ ini menghadirkan Andi Nurwana (Ketua KPUD Wajo) dan Bau Mallarangen (mantan Ketua Panwaslu Wajo) sebagai nara sumber, turut hadir pula beberapa politis dari parpol, praktisi, tokoh pemuda, dan “bakal calon” Bupati Wajo.

Pada kesempatan itu Ketua KPUD Wajo menjelaskan bahwa rencana jadwal Pemilukada Wajo Juni 2018 yang penetapan resminya menunggu jadwal dari KPU RI dengan tahapan mulai Desember 2017.
“Ada beberapa perubahan dari Pemilukada yang akan datang, diantaranya jika calon maju melalui jalur parpol, maka dia harus punya dukungan 8 kursi atau 8,5 persen dari suara sah, sedangkan jika lewat jalur independen, maka harus mendapatkan lebih dari dua puluh tujuh ribu dukungan” Jelas Andi Nurwana.
Sebagai pembicara kedua, Bau Mallarangan menyampaikan fenomena-fenomena Pemilukada 2015 yang lalu, diantaranya baru pertama di Sulsel ada perempuan menang (pilkada Luwu), ada calon independen menang (pilkada Gowa), anak bupati menang (pilkada Gowa juga), mantan bupati menang (pilkada Bulukumba).

Sementara itu politisi PDIP Baso Oddang menyoroti adanya fenomena masyarakat menolak pemberian calon (pilkada Soppeng), fenomena lain disorot oleh Sumardi Arifin, Ketua Komisi I DPRD Wajo ini menyatakan bahwa di Wajo ada fenomena baru dengan munculnya figur yang memasang baliho “bakal calon” atau “the next” sedangkan secara etika politik belum ada penetapan jadwal dari KPUD.

Namun lain halnya dengan Norman Dai Basri, politisi Golkar ini menganggap bahwa hal itu bagus agar nantinya tidak muncul kandidat dadakan, agar masyarakat punya proses yang lama dalam menilai keseriusan kandidaat, hal ini akan menjadi pendidikan politik bagi masyarakat, edangkan Samsul Bahri melihat dari sudut pandang yang lain, menurutnya hal mengganggu aktifitas masyarakat. “Masyarakat lagi masih sibuk dengan rutinitasnya ke sawah, kebun, beternak, dan kesibukan lainnya”

Menanggapi pernyataan tersebut Ketua KPUD Andi Nurwana menyatakan  bahwa selayaknya para nakal calon  tidak hanya secara memperhatikan etika tetapi juga estetika dalam berpolitik.

Satu satunya bakal calon yang hadir dalam acara itu, Andi Syahrial Makkuradde merespon baik dengan munculnya beberapa figur yang tampil secara dini melakukan sosialisasi publik, mereka menegaskan bahwa 2018 yang akan datang calon bupati yang akan menang adalah yang serius sejak sekarang, “resopa temmanginggi namalomo naletei fammase dewata” kata camat Tempe ini mengutip salah satu filosofi masyarakat bugis.(3HC/cr2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *