ENREKANG, Penarakyat.com — Pelatihan manajemen Qurban yang didalam nya memuat Pelatihan pemotongan dan pendistribusian hewan Kurban di tengah pandemi dan di rangkai penyerahan paket sekolah dilaksanakan Baznas Enrekang beberapa hari lalu di Dusun Baba, Desa Cendana, Kecamatan Cendana.
Hadir dalam kegiatan tersebut ketua MUI Kab. Enrekang KH Amir Mustafa, Bupati Enrekang H Muslimin Bando, Camat Maiwa Asruddin dan KUA Maiwa Syafar, dan pimpinan Baznas Ilham Kadir dan Baharuddin.
Adapun pembagian Konten materi dan pematerinya antara lain, KH Amir Mustafa, M.Pd
Kurban Ditinjau dari Sejarah Syariat qurban, Dr. Ilham Kadir. MA, Metode Kurban di Masa Pademi, Baharuddin, MM. Peran Baznas dalam Managemen Kurban dan Bupati Enrekang, Sambutan pengarahan dan penyerahan paket sekolah untuk fakir miskin.
Kegiatan tersebut atas prakarsa Baznas Enrekang, KUA dan camat Maiwa, sementara tujuan pelaksanaan pelatihan kurban ini untuk mengedukasi masyarakat Islam khususnya di maiwa untuk melaksanakan kurban sesuai syariat kurban.
Mengedukasi masyarakat pengelolaan kurban di tengah pandemi covid-19,agar masyarakat tetap mentaati protokol covid-19. Mengedukasi tentang pembagian kurban dengan menyasar daerah yang tidak ada atau minim kurban. Mengedukasi masyarakat memanfaatkan idul kurban sebagai potensi bisnis sapi kurban sangat besar.
“Tahun lalu ada perputaran uang sekitar 45 milyar berputar di bisnis sapi kurban,” ungkap Baharuddin.
Ilham Kadir dalam pemaparan materi pelaksanaan kurban di tengah pandemi covid-19 menyampaikan, kita harus memastikan tempat pemotongan hewan harus steril dari virus covid-19, SOP harus terpenuhi antara lain tidak boleh berkerumun, pekurban tidak boleh masuk di area pemotongan sesuai batas yang di tentukan.
“Pekerja harus memakai APD, jumlah pekerja di batasi maksimal 4 orang satu sapi dan job masing masing sudah jelas, pemotong sampai pembersihan kotoran harus jelas orangnya,” ujar Ilham Kadir.
Lanjutnya, saya akan membuka rahasia teknik memotong hewan supaya enak dan tidak bau, ini cara sederhana dan ilmiah.
“Pertama orang pekerja yang menjatuhkan hewan harus orang profesional/ada pengalaman karena bisa jadi ada yang di kurbankan. Kedua tidak boleh menyeret hewan sebelum di potong dan tidak mesti menghadap kiblat. ke-tiga, Pisau parang di pakai harus tajam dan jika sapi, panjang parang 40-60 cm, jika kambing cukup 20-30 cm.
Ke empat, pemotongan hewan di lakukan saat hewan dalam keadaan menarik nafas, jika tidak maka itulah menyebabkan hasilnya bau, ada juga teknik lain saat di masak, di masak biasa 30 menit setelah itu di buang airnya, seterusnya di masak dan di beri bumbu saya jamin tidak bau dan pasti enak,” lanjut nya meyakinkan.
Kemudian dia juga menjelaskan Penyebab terkadang daging keras dan lembek saat sudah siap saji.
“Faktor warna sapi, jika hitam biasa keras, sebaliknya jika coklat biasa nya lembek, Faktor umur, jika tua atau muda berpengaruh, Faktor makanan sapi, jika makanan konsentrat bagus ikut pengaruh kualitas dagingnya,” ujar pengurus MUI kabupaten Enrekang ini.
Pelaksanaan pelatihan kurban ini adalah yang pertama kali di lakukan di kabupaten Enrekang, lebih spesial lagi di hadiri Bapak Bupati Enrekang.
Saya berharap peserta pelatihan ini bisa menambah pengetahuan dan pulang ke desanya mengajarkan cara cara mengelola kurban baik benar, terimakasih kepada Bapak Bupati, pak camat, pimpinan Baznas Enrekang, kepala desa dan seluruh peserta, semoga kegiatan bermanfaat dan di lakukan lagi di masa akan datang,” ujar Syafar,S.Ag kepala KUA Maiwa. (Mbass)