BONE, penarakyat.com — Seruan gerakan shalat berjamaah tepat waktu dimesjid terdekat Bagi Aparatur sipil negara/ASN/SKPD/UPTD/TNI/Polri, Karyawan BUMN/swasta serta maayarakat yang se-Iman dikeluarkan Bupati Bone Andi Baso Fashar Pajdalangi, pertanggal 7 maret Menjadi perbincangan di media sosial.
Program tersebut mendapat respon positif dari masyarakat Muslim Bone sesuai isi surat demi meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT serta mendukung efektifitas kerja.
Namun, selain respon postif masyarakat Bone terkait surat himbauan itu tertanggal 7 Maret 2017 itu juga menjadi sorotan bagi citizen, yakni isi surat kalimat seruan yang diedarkan hampir persis sama dengan surat himbauan Bupati Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Yoyok Rio Sudiryo pada tanggal 28 Mei 2015 lalu.
Seorang nitizen bernama Awal Bone, pertama kali mengupload kedua surat himbauan kembar itu. Di beranda akun sosialnya, Awal Bone menulis, “Berat di saya uuntuk upload ini
Tahu saya akan resiko mengupload ini
Terlepas dari niatan baik yang ada,dan sebelumnya pun sy ucapkan bangga... Juga terlepas dr banyaknya interpretasi yg akan muncul
Tapi kenapa sy upload?? Krn sy khawatir akan ketidaktahuan saya akibat atau resiko,bila sy tidak mengupload (menyampaikan) ini. Tdk kompeten u tahu siapa yg buat konsepnya (terkesan plagiat)
Namun besar kemungkinan akan berulang,bila kita tdk saling mengingatkan…Semoga kita bisa menanggapinya dgn sangat bijak dan se positif mungkin. Karena terikan kami tdk akan sampai di pembatas dan dinding2 tebal yang ada. Karena sy sadar bahwa sy hanya anak culun, yg tidak penting dgn ocehannya…
Tabe
Tapamarajaka Dampeng…”
Sementara pemilik aku. Facebook Andi Ardiman menemukan 7 perbedaan dalam surat himbauan itu, yakni, Nomor Surat, Nama Kabupatennya, Nama Bupatinya, Bulan & Tahunnya, Stempelnya,
Tanda Tangannya, dan Spasi Kop Suratnya.
“Itu jiy yang berbeda,secara substansial & redaksi isi surat persis sama,” tulisnya.
Berbeda dengan Asrul Sani Ibol. Menjawab pertayaan diatas menilai pemerintah kabupaten Bone malas berkreasi.
Abdul Rahim warga bone menanggapi surat edaran menjadi viral itu mengatakan, secara umum program pemerintah tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat muslim, kaarena dihimbau untuk menunaikan Shalat secara berjamaah.
“Dan tidak ada alasan bagi masyarakat muslim di kabupaten Bone menolak himbauan tersebut. Kami mengapreasiasi Kepedulian bupati dengan ibadah tidak lagi digarukan terhadap rukun Islam yang kedua itu, kewajban bagi seluruh ummat Islam,” katanya.
Hanya saja, kata dia, adopsi program demi tercapainya masyarkat relegius sudah menjadi salah satu tanggung jawab Pemerintah.
“Namun, sungguh nikmat jika program tersebut dikemas sedikit kreatif sehingga penerapan program dapat dikondisikan dengan daerah. Termasuk kalimat seruan dimana Indonesia ini tidak miskin kata maupun bahasa,” ujarnya. (atho)