KENDARI, penarakyat.com – Untuk menunjukkan rasa empati terhadap
korban meledaknya bom di Universitas Halu Oleo saat simulasi pengenalan
bahan peledak, Kapolda Sultra Brigjend Pol Agung Sabar Santoso beserta
perwira tinggi dan pejabat utama Polda Sultra mengunjungi korban yang
tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu (30/3/2016).
Ada enam korban yang dirawat dirumah sakit ini yaitu La Ode Gusal (25),
Syafruddin (41), Harsen (24), La Ode falani (34), Sulaeman F (27), serta
Defrian (24).
Saat ini perkembangan terkait penanganan insiden meledaknya granat di
Universitas Halo Uleo telah ada 8 orang saksi yang diperiksa, terdiri dari 7
orang satpam dan 1 anggota Polri. Sejumlah barang bukti juga telah
dikumpulkan, untuk membantu menuntaskan kasus ini Polda Sultra akan
mendatangkan tim puslabfor dari Makassar.
“Penyelidikan tetap terus berjalan, belum ada tersangka dalam kasus ini, kita
juga sudah minta bantuan dari Mabes Polri untuk back up,” ungkap Agung
kepada jurnalis yang hadir dirumah sakit.
Agung menambahkan, kejadian naas yang menewaskan Brigadir Muhammad
Haidir, instruktur dari Anggota Polisi yang bertugas di Gegana Satbrimobda
Sultra merupakan kecelakaan.
“Ini kecelakaan, yah namanya juga pengenalan bahan peledak, mana yang
rakitan, pabrikan, mana yang low dan high explosive,” pungkasnya. Brigadir
Haidir merupakan salah seorang instruktur yang berpengalaman, hingga
dirinya dipercaya menjadi salah satu mentor dalam pendidikan dasar
(Diksar) Satpam UHO.
Namun, pendidikan bagi satuan pengamanan dalam kampus tersebut
terpaksa dihentikan karena insiden meledaknya bahan peledak jenis granat
yang menewaskan empat orang pada Selasa (29/3/2016).
Seperti dilansir SULTRAKINI hingga berita ini terbit, tempat kejadian perkara (TKP)
di WorkShop Universitas Halu Oleo dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari
anggota Gegana Satbrimobda Sultra. (atho)