JAKARTA, Penarakyat.com — Sukses dengan sejumlah prestasi yang diraih sosok Mayor Jenderal TNI AM Putranto,S.Sos hingga menjabat Pangdam II/Sriwijaya, sudah menjadi harapan masyarakat Sulawesi Selatan dan terusus warga di Kabupaten Maria dan Makassar.
Pasalnya AM Putranto sendiri yang mengawali karirnya lewat pendidikan AKABRI dan lulus 1987, jiwa sosialnya sudah terliat betapa kepedulian terhadap masyarakat.
“Perhatian kemasyarakatannya sudah dirasakan masyarakat saat beliau Dandim 141/TP Kabupaten Maros di tahun 2004,” kenang H.Syahlan (50 ) warga Maros Selatan, setelah mengetahui bila mantan Dandim Maros ini sudah jadi Pangdam II/Sriwijaya, dari situs INILAHONLINE.COM, Selasa (17/7) semalam.
Bahkan dimata Journalist di Kota Daeng (Makassar) sosok Letkol Inf AM Putranto (pangkat saat itu) sebagai Dandim 1408/BS Makassar (2005) dikenang sebagai pejabat yang akrab selain dengan masyarakat juga dengan Journalis, ” Dia (AM Putranto) pejabat tidak sulit ditemui sehingga kawan kawan dari Journalis lancar dalam mengakses kegiatan TNI yang berkaitan dengan bela negara.
“Sebut salah satu mantan wartawan dari Harian Fajar dipanggil Sri, Kepada Join News Network (JNN) Rabu siang (18/7/2018) tadi.
Pria kelahiran Jember, 26 Februari 1964 dan lulusan AKABRI 1987, seperti yang dirilis salah satu media Online yakni INILAHONLINE.COM.
Dia menyebutkan, jadi tentara tidak lantas membuat Pangdam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI AM Putranto, S.Sos, menjadi sosok yang keras. Bahkan perwira yang telah matang di lapangan ini, mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi.
Sebagai pemimpin, AM Putranto sadar dengan tanggung jawab yang berat diembannya. Bukan hanya untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun juga turut membantu pemerintah mensejahterakan rakyatnya.
Kepedulian sosok Mayjen TNI AM Putranto , yang sudah diperkirakan sejak jadi Dandim di Maros – Makassar , dan Komandan Yon Mekanis Konga XXIII-B/Unifil Lebanon Selatan (2007) , ternyata tetap melekat ketika membantu seorang bocah bernama Melissa, putri dari Erna Juwita (46), warga Kelurahan Talang Ulu, kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Anak yang waktu itu berumur 10 tahun, memiliki penyakit kebocoran jantung.
Jangankan untuk bisa bermain dan bersekolah, untuk beraktivitas di rumah pun harus dibantu oleh ibu dan kakaknya.
Karena turunnya petunjuk Allah SWT, dengan gerakan cepat, AM Putranto — menginstruksikan Danrem 041/Gamas, Kolonel Inf Irnando , langsung mengunjungi – Melissa , agar memberikan bantuan yang diperlukan. Bahkan kekhawatiran AM Putranto yang tinggi, membuatnya memerintahkan agar Melissa dirujuk ke RS Harapan Kita di Jakarta untuk mendapat penanganan lebih baik.
Mayjen TNI AM Putranto saat menerima tanda kehormatan dari anak Suku Dalam
Akhirnya Melissa pun mendapat pengobatan yang layak dan berangsur pulih dari sakit yang dideritanya selama ini. Tidak sampai disitu, melihat kondisi tempat tinggal Melissa yang kurang layak, AM Putranto kembali memerintahkan jajarannya untuk merenovasi rumah keluarganya.
“Karena Allah , saya hanya kebetulan dan memungkinkan bisa membantu hingga pertolongan itu datang baik dari Pemda, Masyarakat dan para prajurit saya hingga yang yang kita harapkan berjalan dan barokah dari Allah SWT, ” katanya.
Karena kebesaran Allah , operasi yang semula direncanakan berjalan tujuh bulan, ternyata bisa hanya dua bulan selesai. “Niat kami dari prajurit hanya tulus ikhlas. Saya lihat prajurit juga bekerja siang malam, bahkan saat hujan, hujan pun turun ” ujar AM Putranto, saat mengunjungi kediaman Melissa yang telah selesai direnovasi.
Berkat uluran tangan (atas petunjuk Allah) jajaran Kodam II/Sriwijaya di bawah pimpinan Mayjen TNI Anto Mukti Putranto, akhirnya – Melissa, kini sudah bisa bersekolah dan beraktivitas seperti anak-anak sebayanya.
Pangdam II/Sriwijaya ini selain membantu Melissa, ia pun telah membangun permukiman terpadu Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Sarolangun, Jambi. Dan membangun jembatan gantung di Kabupaten Lahat sebagai akses warga.
Dalam jenjang karier kemeliteran berbagai jabatan pernah diembannya. Hingga pada tahun 2000 ia menjadi PS Danyonif Linud -433/3 Kostrad, kemudian Dansatgas Yonif Mekanis TNI Konga (2000), Danyonif Linud – 433/3 Kostrad (2001), Pabandya Sops Kostrad (2002).
Dandim 1422/Maros Rem 141/Tp (2004), Dandim 1408/BS Makassar (2005). Kasbrigif Linud – 3 Kostrad (2006), Wa Aster Kas Kostrad 2008), Danbrigif Linud -1B Dif 2 (2009), Danmentar (2011), Danrem 061/SK (2012), Paban VI/Binrog Srenad (2012), Komandan PMPP TNI (2013-2016), Pangdiv – 1 Kostrad (2016-2017), dan jabatan yang sekarang Pangdam II/Sriwijaya sejak 23 Mei 2017 lalu membawahi lima Korem (Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung).
“Saya selalu menjunjung tinggi janji prajurit dan setia menjaga NKRI. Bekerja dengan hati dan profesional, itu yang akan selalu pegang saat memimpin,” tegas suami dari Annies Putranto dan bapak dari dua orang putri ini.
Atas segudang pengalaman tugasnya tersebut, AM Putranto telah mendapatkan banyak tanda jasa. Namun yang paling berkesan yakni tanda jasa dari Pemerintah Rusia saat AM Putranto menjabat Danrem 061/SK Bogor pada 2010 lalu. Ia berhasil memimpin SAR evakuasi pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang mengalami kecelakaan. Selain itu ada pula tanda jasa saat penugasan misi perdamaian di Lebanon tahun 2007-2008 lalu. (NAS)