Membangun Kolektifitas Di Era Milineal

Membangun Kolektifitas Di Era Milineal

Oleh : Ir H. Badaruddin P. Sabang

Bung Karno sang Proklamator pernah bilang, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” demikian Badaruddin Puang Sabang mengutip pernyataan Presiden pertama Republik Indonesia Ir.Soekarno, saat dimintai pandangannya tentang Hari Pahlawan 10 Nopember 2018, hari ini di Makassar..
Menurut Ketua Dpw Partai Bulan Bintang Sulsel ini, pergolakan di Surabaya itu merupakan perlawanan terbesar bangsa Indonesia terhadap Belanda sejak diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 atau 73 tahun silam. Sikap heroik dan patriotisme itu harus tetap terjaga dan ditumbuh kembangkan kesanubari bangsa Indonesia khususnya generasi muda saat ini yang dikenal generasi Geng Z atau kaum milineal.
Menurut Badaruddin Puang Sabang yang juga Ketua umum Pengurus Pusat Ikatan Kekerabatan Masyarakat Sidenreng Rappang ( PP IKM Sidrap ), menghargai Jasa Para Pahlawan itu tidak saja memugar Tugu dan taman Pahlawan atau melakukang renungan suci setiap malam 10 Nopember. Ikhtiar menghargai Jasa Para pahlawan kusumah bangsa adalah meneruskan cita-cita para Syuhada bangsa dengan mengisi pembangunan disemua lini sesuai dengan Kapasitas dan kompetensi yang kita miliki.
Semangat kepahlawanan ini harus terus digelorakan lewat berbagai even disemua lini. Semangat patriotisme dengan kualitas masing-masing individu harus disinerjikan menjadi kekuatan kolektifitas.
Badar mencontohkan, di daerah pertanian seperti Sidrap Pinrang dan lainnya, semangat kolegtifitas itu diwujudkan dengan semangat bertani, semangat mengelola sumberdaya alam yang produktif sesuai dengan peruntukannya agar berdaya guna dan berhasil guna.
Hal ini harus dibangun secara si nergitas dan kolektif misalnya, untuk mendorong semangat bertani butuh Sumberdaya manusia pertanian dan untuk mendapatkan SDM pertanian dibutuhkan pengetahuan dan teknologi. Maka daerah yang memiliki potensi pertanian, perkebunan seperti Sidrap, Pinrang, Enrekang dan lainnya sudah saatnya sejak dini dibekali ilmu pertanian. Maka mulai dari Sekolah Dasar hingga menengah sudah ada Kurikulum pertanian yang bernuansa muatan lokal ujar Badar yang juga Calon legelatif Partai Bulan Bintang daerah pemilihan 9 yang meliputi Sidrap, Pinrang dan Enrekang.
Memurutnya, kekuatiran saat ini ada kecenderungan generasi milineal enggan bertani karena profesi ini selain dinilai tidak bisa mendonkrak pendapatan juga dinilai terbelakang dan tidak menantang. Badaruddin Puang Sabang yang kini sibuk dikampus Universitas Muslim Indonesia – UMI Makassar untuk menyelesaikan program doktornya, berpendapt agar selain Kurikum Muatan lokal ( mulok ), juga sudah saat dilakukan percepatan teknologi pertanian bahkan pengadaan robot sudah perlu dipertimbankan untuk teknologi pertanian. Begitupun akses perbankan. Bank sudah harus lebih terbuka memberi akses kepada pelaku pertanian karena saat ini mengelola sawah atau perkebunan dan peternakan butuh modal yang tidak sedikit jadi perbankkan sejatinya memberi kemudahan petani terutama generasi milenial yang mengelola lahan dengan bertani moderen kunci Badar sembari mengucapkan selamat hari Pahlawan 10 nopember 1945 – 2018. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *