SIDRAP, Penarakyat.com — Seorang bocah yang masih berusia 12 tahun menjadi tulang punggung bagi keluarganya di Desa Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap.
Sementara, kondisi terakhir keluarga Aan saat ini memang terbilang sangat memprihatinkan.
Bayangkan, bocah yang duduk dibangku kelas V ini harus menikmati kerasnya kehidupan.
Usianya yang masih belia harus menanggung tanggungjawab besar dipundaknya. Ia harus mengurus bapaknya Bakri dan dua Neneknya.
Ayah Aan, Bakri sudah enam tahun mengalami kelumpuhan kaki akibat kecelakaan kerja. Sementara Ibu kandung Aan ibu Ani pergi entah kemana sejak peristiwa kecelakaan suaminya 6 tahun silam.
Sementara, nenek Aan menderita penyakit Ketuaan. Adapun ibu kandung bapak Aan, juga lumpuh tangan sebelah yang ikut merawatnya.
Aan selain masih sekolah, ia juga bekerja cari sesuap nasi sebagai buruh Bata yang hanya digaji Rp30 sehari. Itupun kalau cuaca cerah Aan harus mengeringkan bata tempatnya bekerja. Kalau musim hujan, ia harus menganggur.
Sedih memang, Aan harusnya bermain dengan anak seusianya, tetapi ia harus merawat Ayah, dan dua Neneknya sambil bekerja banting tulang untuk mengepulkan asap dirumahnya.
Terkadang kebutuhan makan dirumah Aan terkadang kekurangan, namun masih ada sanak family, terutama tetangga-tetangga Aan yang turut peduli.
Keluarga Aan kini tinggal dikolom rumah neneknya. Ia numpang dibawah dengan kondisi jauh dari layak huni. Boleh dikata, tempat makan dan tidur sangat miris, dinding rumah sudah banyak bolong-bolong.
Yang membuat hati terenyuh dan sesak terasa ketika melihat tempat tidur nenek Aan, jika dilihat, sangat miris, boleh dikata kayak kandang ternak.
Pihak keluarga Aan beralasan Nenek Aan yang sudah berusia Uzur yakni 90 tahun itu dikurung agar tidak selalu keluar berkeliaran tanpa pengawasan.
Begitupun kondisi tempat tidur ayah Aan, terbuat dari bambu dengan alas kasur ala kadarnya.
Sejumlah dermawan, termasuk Bupati Sidrap H.Dollah Mando sudah turun tangan menyantuninya.
Juga memberinya tempat tidur yang layak seperti Spring Bed. Begitupun, pakaian seragam sekolah juga sudah ada.
Pihak keluarga Aan masih terus berharap Iba pada orang-orang berlebihan reskinya untuk membantu meringankan bebannya. (Ady)