Pacu Swasembada Pangan, Babinsa Turun Sawah Bantu Petani

Pacu Swasembada Pangan, Babinsa Turun Sawah Bantu Petani

SIDRAP, Penarakyat.com — Kerjasama TNI AD dengan para petani di Kabupaten Sidrap terus dilakukan dalam menyukseskan program swasembada pangan.
Salah satu diantaranya kegiatan yang dilakukan Babinsa Ramil 1420-03 Kodim 1420 Sidrap, Serka Sunawar turun kesawah dalam mendampingi petani menggarap sawah di Kelurahan Rijang Pittu, Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap, Rabu, (25/10/2017).
Kegiatan Babinsa turun ke sawah membantu petani menggarap sawah tersebut untuk menggemburkan sawah dengan menggunakan mesin sehingga hasil garapan lebih cepat. Dan juga kegiatan ini termasuk dalam rangka perdana turun sawah masa tanam Oktober-Maret 2017-2018.
Dandim 1420 Sidrap, Letkol Inf Eko Paskah HN saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kegiatan tersebut yang dilaksanakan Babinsa jajaran Kodim 1420 Sidrap sebagai bentuk tugas TNI dalam mengampingi para petani dalam mewejudkan ketahanan pangan, sehingga tercipta swsembada pangan yang mencukupi khususnya di wilayah Kabupaten Sidrap.
“Kegiatan yang dilaksanakan para Babinsa juga sebagai salah satu upanya untuk memotivasi para petani serta memantau dan memonitoring melalui peran serta PPL, para Kepala Desa dan para Kapoktan untuk menghimbau para petani agar yang sudah panen segera menggarap lagi lahannya kembali,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Sidrap, Amiruddin Syam mengklaim bahwa Sidrap selalu melebih target swasembada beras.
Menurutnya, program Upaya Khusus (Upsus) di Sidrap ada dua yakni Padi dan Jangung. “Sidrap tahun ini diberikan target penyerapan gabah sebesar 189 ribu ton. Mudah-mudahan berkat kerjasama Kodim 1420 Sidrap kita bisa mencapainya hingga akhir tahun,” ucapnya.
Ia mengatakan, bahwa di Sidrap petani menggunakan tiga sistem tanam yaitu Tabur Benih Langsung (Tabela), Tanaman Pinda (Tapin), dan Transplanter. Namun yang lebih diunggulkan adalah sistem Tapin dengan menggunakan jarak legowo 2-1.
Lebih jauh, Aminruddin menjelaskan prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan.
“Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT),” ucapnya.
Sistem tanam jajar legowo, katanya merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong.
Tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi.
Seperti diketahui, Kabupaten Sidrap pada musim tanam Oktober-Maret 2015, berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Pertanian atas pencapaian target luas tanam sekaligus meraih penghargaan gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam rangka peningkatan produksi padi di atas 5 persen dimana Sidrap mencapai peningkatan 9,42 persen.
Sedangkan untuk tahun 2016 berdasarkan angka tetap yang dirilis BPS Sidrap, produksi padi Sidrap mencapai 587.982 ton, itu artinya mengalami peningkatan dari tahun 2015 yang hanya 536.012 ton, sehingga prosentasenya mencapai 9,70 persen.
Dan untuk tahun ini, pemerintah Sidrap melalui Dinas Pertanian, Ketahanan pangan dan Perikanan mendapatkan alokasi kegiatan Jarwo Super seluas 200 ha, dan kegiatan tersebut telah dilaksnakan di lima kecamatan masing-masing, Watang Pulu, Baranti, Maritengngae, Pitu Riawa, dan Kecamatan Dua Pitue, dan hasil dari ubinan mencapai 8 kilogram atau setara dengan produksi 12,8 ton per hektar. (Ady) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *