SIDRAP, Penarakyat.com — Langkah Pemerintah kerajaan Arab Saudi menaikkan pajaknya sebesar 5 persen sudah mulai berimbas pada bisnis biro perjalanan Haji dan Umroh diseluruh Dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Paling sangat merasakan dampak kenaikan pajak pertambangan nilai (PPn) 5 persen ini adalah pengelolah biro travel Haji dan Umroh ditanah air.
Hampir semua biro travel yang ada di Indonesia ini memilih menunda-nunda perjalanan jemaah khususnya Ibadah Umroh karena menunggu penyesuaian tarif.
Sehingga mau tak mau, suka maupun tidak suka, manajemen tarif perjalanan menunaikan ibadah umroh ataupun haji tahun 2018 harus ikut menyesuaikan.
Sebagai dampak dari kebijakan ini juga, khusus biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) pun berpotensi ikut naik.
Kalkulasinya, saat ini ongkos BPIH yang sudah ditetapkan Kemenag selaku penyelenggara haji Indonesia selama ini adalah Rp35 juta tiap jamaah.
Jika disesuaikan dengan kenaikan PPn 5% tersebut, BPIH baru akan bertambah sekitar Rp1.750.000 per jamaah.
Meski demikian, adapula pengelolah Travel belum mau menyesuaikan kenaikan tersebut dan tetap memilih mempertahankan harga lama.
Adalah Manajemen travel PT Annur Maarif yang bermarkas di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan.
Calon jemaah Umroh Annur Maarif tetap akan memberangkatkan ratusan jemaahnya ke tanah suci tanpa menaikkan harga ataupun meminta tambahan tarif penyesuaian.
CEO PT Annur Maarif, H Bunyamin Yapid LC tak menampik hal itu. Menurutnya, kebijakan menaikkan PPn 5 persen oleh kerajaan Arab Saudi itu belum diberlakukan penyesuaian pada manajemen perusahaan yang dipimpinnya itu.
“Jika ada travel lain memilih menunda-nunda pemberangkatan jemaahnya. Alhamdulillah, justru tetap kami berangkatkan jemaah kita sesuai jadwal yang sudah kami tentukan. Konsekuensinya, tidak ada lagi dibebankan biaya tambahan pada jemaah,”tegas H Bunyamin yang saat ini berada di Jepang FAM TRIP Silk Air bersama seluruh agent Silk Airlines seluruh Indonesia, Rabu (17/1/2018).
Ditambahkannya, kenaikan PPn itu tidak dipermasalahkan oleh manajemennya karena Annur Maarif berprinsip beribadah melalui PT Annur Travel adalah pilihan tepat, bukan pilihan nekat.
“Meski memang berat atas kenaikan pajak ini. Tetapi kita sama sekali tidak menginginkan beban tambahan bagi ongkos Berumroh tahun ini. Pasti kekurangan ini, akan kami subsidi sebagai konsekuensi kenyamanan jemaah beribadah bersama Annur Maarif,”lontarnya.
Sebagai seorang pebisnis Profesional, H. Bunyamin Yapid mengaku kekalahan dalam sebuah pertarungan usaha akan terjadi bilamana pengelolanya tidak mau berani mengambil resiko rugi.
“Itulah kami. Mengapa kita mau untung besar sementara aspek merugikan komsumen tidak diperhatikan,”cetusnya.
“Ibaratnya, Saya ini adalah bom waktu sudah akan meledak kapan saja. Semua yang pakai sistem tunggu porzi dan multi level pasti akan bermasalah, kecuali ada ke ajaiban di mana travel berani mengambil resiko rugi besar dan jamaah ikhlas menambah lagi pembayarannya,”ucapnya.
Sistem manajemen market seperti ini, lanjutnya, jika diterapkan tentu jemaah pasti yang di daerah akan menjadi korban karena orang daerah dinilai pendidikan lebih kurang dibanding warga Kota.
“Logikanya sudah jelas. Jemaah yang ada di daerah jika dirugikan lebih memilih diam. Tidak pernah ada yang mengomplain dan mengadukannya karena itu tadi. Warga daerah minim pengetahuan,”imbuhnya.
Untuk itu, sebagai CEO PT. Annur Maarif yang paling bertanggung jawab, menghimbau kepada seluruh jemaahnya untuk tidak terpengaruh isu-isu miring soal pembatalan atau penundaan pemberangkatan oleh Annur karena pihaknya menjamin 100 persen seluruh jemaah yang telah mendaftar akan berangkat tepat waktu dan jadwal yang ada.
“Insyallah, atas ijin Allah SWT, kami berangkatkan jemaah berumroh tepat waktu. Jangan ragu-ragu tunaikan niat suci anda bersama kami, dan kepuasan pelayanan menanti anda di Annur Maarif,”pungkasnya. (Ady)
Tinggalkan Balasan