BONE, penarakyat.com — Komunitas pemerhati budaya, Kabupaten Bone, menyoroti pembagunan tugu lagecong, sebagai simbol senjata badik khas suku bugis, yang letaknya di tengah kota Watampone simpang lima Jalan Makmur.
Salah seorang pemerhati, Andi Tenri Polojiwa kepada penarakyat.com, Kamis (17/11/2016) mengatakan, seluruh rancangan bangunan tugu lagecong oleh Pemkab Bone tidak jelas identitasnya, baik dari segi budaya ataupun nilai filosofisnnya.
“Tidak jelas apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat yang selama ini menganggap bahwa badik adalah senjata yg mengerikan, padahal badik ini merupakan salah satu simbol identitas masyarakat bugis yang penuh dengan nilai-nilai filosofis,” tegas pria yang akrab disapa Panre Jiwa ini.
Dia membeberkan, kesalahan yang dilakukan mulai dari rancangan pembagunan badik dan sarungnya masuk kepada resiko bentuk ciri khas Badik. Bahkan dia menilai bangunan tersebut tidak memiliki estetika.
”Seni parewa bessi badik itu punya disiplin ilmu yang sangat berbeda dengan yang lain
Seharusnya tugu badik ini diberikan makna yg baik. Misalnya, nilai-nilai edukasi yang baik, bukan semata-mata menampilkan sosok badik yang mengerikan yang tidak memiliki arti,” jelasnya.
Panre Jiwa menuturkan, sepengetahuan dirinya, badik jenis lagecong, umumnya memiliki leher agak kecil dan perut sedikit agak besar, sementara replika tugu, menurutnya lebih mirip pisau dapur yang tidak menunjukkan identitas asli badik yang yang dimaksud.
“Ini tentunya jika dilanjutkan pembagunannya akan menimbulkan dampak yang cukup besar, tidak hanya lokal, namun Nasional, dan akan menjadi ledekan bagi orang yang tau tentang estetika senjata khas Bugis lagecong ini, dan tentunya akan menjadi ledekan dari daerah lain karena nama tidak sesuai dengan yang terpasang,” tegasnya. (Atho)