Pemerhati Budaya Ancam Gelar Aksi Demo

image
Tugu Badik Gecong yang menuai sorotan pemerhati budaya. (Ft. Atho, penarakyat.com)

BONE, penarakyat.com — ‎Pemerhati Budaya di Kabupaten Bone mengancam akan menggelar aksi demonstrasi ketika pembangunan tugu badik gecong di Jalan Makmur tetap di lanjutkan.

Alasannya, tugu badik tersebut tidak memperlihatkan estetika dan unsur edukasi. Tugu Badik yang dibangu‎n tidak sesuai dengan replika badik gecong sesungguhnya.

“Sebagai pemerhati budaya, kami tegaskan kalau pembangunan tugu tetap dilanjutkan maka kami akan halau dengan demonstrasi,” kata Ketua Laskar Arung Palakka, Andi Akbar Napoleon, Jumat (18/11/2016).‎

Menurutnya, bngunan tersebut sudah dari awal menyalahi rancangan sehingga apa yang terlihat saat ini tidak sesuai dengan gecong yang dimaksud.

“Itu estetika tugu,namun saya lebih kepada anggaran yang digunakan. ‎Jikalau memang tugu badik tetap dipertahankan, maka kami akan melakukan aksi demo terkait alokasi anggaran serta transparansi di wilayah perancangan,” katanya kepada penarakyat.com.

Dia menjelaskan, estimasi anggaran jelas bahwa tugu badik hanya menghabiskan anggaran paling banyak Rp20 juta.

“Tugu badik hanya memakan biaya paling banyak Rp20 juta, sedangkan pondasi paling banyakmi Rp40 juta,  jadi menurut kami total biaya keseluruhan hanya Rp60 juta,” jelasnya.‎

Sebelumnya Pemerhati Budaya, Andi Tenri Polo Jiwa, meminta Pemerintah Kabupaten Bone membongkar bangunan tugu Badik Lagecong yang ada dan mengganti replika sesuai dengan bentuk aslinya.

‎”Kabupaten Bone yang dikenal sebagai juara dalam Award Keris Nasional Kamardikan, tentunya ahli dalam pembuatan replika tugu gecong tersebut, bagunan tersebut wajib dibongkar,” kata Andi Tenri Polo Jiwa, Kamis (17/11/2016).

Dirinya juga menantang Pemkab Bone untuk melibatkan pemerhati parewa bessi dalam perancangan hingga pembangunan rampung.

“Kalau pun tidak ada lagi dana maka kami bersama pemerhati budaya akan membangun dengan biaya swadaya bersama pemerhati budaya di Bone,” tegasnya.‎

Dia menjelaskan bangunan yang melenceng dari bentuk aslinya tersebut tidak bisa di biarkan, karena hanya akan menjadi bahan ledekan.‎

“Ini masalah siri, yang tidak bisa dibiarkan, sebagai daerah asal usul pandai besi yang terkenal yakni Bone,” katanya.‎

Panitia Tekhnis Pembangunan, Tajuddin menyebut bahwa tugu yang dibangun sudah sesuai dengan gambar dan persetujuan Bupati Bone. (atho)‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *