SENGKANG, penarakyat.com — Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Wajo mengalami pelambatan, hal ini karenakan banyaknya anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Salah satu faktor anak usia sekolah tidak melanjutkan pendidikan adalah pernikahan di usia dini.
“Melihat statistik IPM Wajo, memang mengalami pelambatan dibanding dengan kabupaten-kabupaten tetangga terdekat,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wajo, Andi Muslihin, Rabu (19/10/2016).
Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena masih banyaknya anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan terutama ke tingkat SMP, bahkan tidak tamat SMA. Selain itu adanya warga usia 45 tahun keatas yang masih buta akasara.
Indikatornya, kata dia, disebabkan oleh pernikahan usia muda, dan banyaknya warga yang lebih memilih bekerja dibidang pertanian dibandingkan melanjutkan sekolah.
Kurang lebih, 20 sampai 25 persen, tidak melanjutkan ke tingkat SMP dan 5 sampai 10 persen, tamat SMP tidak melanjutkan ke SMA. Sementara buta aksara antara 1 sampai 1,5 persen dari penduduk Wajo.
Menurutnya, itulah yang mempengarugi rata-rata lama pendidikan di wajo hanya 6,3 tahun. Sehingga berpengaruh pada melambatnya IPM.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Wajo, mengaku akan melakukan intervensi pada dunia pendidikan, baik berupa paket A, B dan C, juga dengan pembinaan melalui kerjasama perguruan tinggi.
“Dua tahun lalu ada kerjasama dengan perguruan tinggi dengan melakukan pembinaan di masyarakat penggunaan media pembelajaran, dengan metode cara mudah memahami jenis-jenis huruf untuk buta akasara. Ini yang akan kita genjot, kendati demikian Kabupaten Wajo masih peringkat 12 ipmnya se sulsel, dari 24 kabupaten,” jelasnya. (man/cr1)