WAJO,penarakyat.com — Rendahnya kesadaran pengusaha walet membayar pajak menyebabkan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak daerah tersebut sangat rendah. Menindak lanjuti hal teraebut, Badan pendapatan daerah (bapenda) melakukan sosialisasi peraturan daerah nomor 8 tahun 2011 tentang pajak sarang burung walet.
Kepala bapenda kabupaten wajo Ir. Hj. Armayani, dalam sosialisasinya mengungkapkan rumah walet di kabupaten wajo sudah lebih lima ratus unit. Target pendapatan asli daerah (PAD) hanya empat juta rupiah tahun ini. Jika masyarakat sudah paham regulasi dan ‘sadar pajak,’ maka target tersebut tidaklah banyak.
Hal yang sama juga diungkap sekertaris Komisi Bidang ekonomi dan keuangan DPRD kabupaten Wajo Ir. A. Gusti Makkarodda yang menghadiri kegiatan yang dilaksanan di kantor kecamatan Tanasitolo, Tancung, Jumat (31/8/2018).
“Jika kita cermati perda pajak sarang burung walet ini, maka seharusnya para pengusaha berdoa, supaya mendapatkan tagihan pajak dalam jumlah banyak. Karena semakin banyak jumlah tagihan pajak yang harus dibayar ke pemerintah daerah maka tentu kita makin sejahtera, tagihan pajaknya kan dihitung dari sepuluh persen hasil penjualan pengusaha walet,” kata ketua DPD Partai Nasdem Wajo ini dihadapan peserta sosialisasi.
Sementara Bengnga, salah seorang peserta sosialisasi asal desa Nepo menyatakan tidaklah berkeberatan terkait perda tersebut sebab pajak ditarik setelah adanya hasil penjualan, hanya saja ia berharap pemerintah bisa membantu kiat-kiat berusaha walet.
Anggota DPRD Wajo lainnya, Asri Jaya A. Latief, SE, mengungkapkan, sebelumnya juga telah menghadiri sosialisasi yang sama di kecamatan Bola, Takkalalla, Penrang dan Sajoanging .
Ketua komisi II DPRD Wajo ini, berharap para pengusaha walet semakin sadar pajak supaya target PAD bisa dicapai dan usaha walet semakin baik.
“Kami berharap perda tersosialisasi dengan baik, semua elemen paham peraturan, target PAD tercapai dan kondisi usaha walet makin baik pula,” katanya. (Advertorial Humas DPRD Wajo)
