Ribuan Pelajar Tolak Korupsi Dan Tindak Kekerasan

image
Ratusan pelajar mulai tingkat SD, SMA, dan SMA sederajat di Kabupaten Sidrap mengkampanyekan sekolah bebas tindak kekerasan dan anti korupsi, Senin, (17/10). (Ft. ady sanjaya, penarakyat.com)

SIDRAP, penarakyat.com — Ribuan pelajar mulai tingkat SD, SMA, dan SMA sederajat di Kabupaten Sidrap mengkampanyekan sekolah bebas tindak kekerasan dan anti korupsi, dengan tema “Anak Sebagai Agen Perubahan”, Senin, (17/10).

Pencanangan 1.000 titik sekolah di Sulsel itu melibatkan sedikitnya 42 sekolah di wilayah Sidrap. Dalam doktrinnya, Pemerintah Kabupaten menggunakan teleconference untuk berkomunikasi melalui audio video secara langsung dengan semua daerah lain yang ada di seluruh Sulawesi Selatan (Sulsel).

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Sidrap, Hamka Lokki mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Sulsel dewasa ini menyita perhatian banyak pihak.

Menurutnya, hampir setiap hari mendengar dan menyaksikan melalui media bahkan sebagian juga melihat langsung berbagai tindak kekerasan yang menimpa anak-anak, baik kekerasan fisik, psikis, penelantaran, trafikking, maupun kekerasan seksual.

Tempat-tempat yang dulunya dianggap aman, katanya saat ini tidak lagi menjadi aman. Orang-orang yang dianggap melindungi justru melakukan perilaku kekerasan dan kejahatan pada anak, atau menjadikan anak-anak sebagai objek kejahatan.

“Data Komnas Anak RI yakni jumlah kekerasan di Sulsel menempati urutan ke 8 tertinggi di Indonesia. Fakta ini tentu sangat mengejutkan dan memprihatinkan kita. Olehnya itu, seluruh pihak sudah seharusnya bahu membahu mengatasi persoalan generasi bangsa ini,” ungkapnya.

Hamka lokki mengingatkan, upaya perlindungan anak menjadi tugas bersama mulai negara, pemerintah, lembaga masyarakat hingga dunia usaha.

“Jadi, semuanya harus terlibat karena tindak kekerasan terhadap anak akan berpengaruh pada tumbuh kembang dan masa depan anak. Makanya, kami ingatkan kembali mari berperan aktif dalam melakukan pencegahan, deteksi dini, dan penanganan pada korban, minimal melaporkan indikasi terjadinya kekerasan,” tegasnya.‎

Sementara, Kepala Badan KP dan PP Sidrap, Amir A Wali mengatakan, tujuan pencanangan sekolah bebas tindak kekerasan dan anti korupsi adalah agar semua pihak diharapkan berperan aktif dalam melakukan pencegahan, deteksi dini, dan penanganan korban.

Selanjutnya, meningkatkan kewaspadaan perlindungan anak baik di rumah maupun di lingkungan sekolah. “Ini merupakan pencanangan 1.000 titik sekolah di Sulsel, termasuk Sidrap dalam rangka stop kekerasan terhadap anak dan stop korupsi sejak dini dengan tema anak sebagai agen perubahan,” tandasnya‎. (ady sanjaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *