SIDRAP, Penarakyat.com — Sistem perekrutan Panitia Pengawas tingkat Kecamatan (Panwascam) yang baru-baru ini dilakukan 3 orang Panwas Kabupaten dianggap tidak profesional.
Proses perekrutan anggota Panwascam untuk Pilkada 2018 di Kabupaten Sidrap mendatang diduga tidak transparan dan diwarnai adanya isu transaksional.
Kabar tak sedap tentang dugaan telah terjadi transaksional tersebut disampaikan Syamsul Bahri salah satu tokoh Masyarakat asal Baranti.
“Diduga ada permainan dan panitia seleksi patut diduga tidak transparan dalam proses rekruitmen anggota panwascam untuk pilkada tahun ini,”ucap Syamsul Bahri ditemui diwarkop Andju Sweetnes, Senin sore (09/10/2017).
Menurutnya, dirinya tidak memiliki kepentingan dalam tahapan perekrutan Panwascam ini.
“Saya disini tidak punya kepentingan di Panwas, tapi saya lihat benar-benar perekrutan Panwascam tidak profesional dan hanya mementingkan satu pihak organisasi tertentu yang mendominasi kelulusan,”akunya.
Diakui Syamsul, sistem uji kompetensi tidak lagi jadi patokan merekrut dan menyeleksi peserta karena ada yang sudah berpengalaman soal Panwas, tapi tidak diakomodir.
Sementara, ada peserta lulus, tapi nilai tertulis dan test wawancaranya jauh dari standar.
“Kalau mau buka-bukaan dan transparan merekrut kita tandingkan sejumlah pendaftar yang tidak lulus dan yang lulus,”katanya.
Sementara, dugaan transaksional dalam perekrutan Panwascam tersebut, dikatakan oleh sejumlah peserta tes bahwa mereka merasa pesimis akan lolos, ia hanya merasa sebagai penggembira saja.
“Kita hanya seperti penggembira saja. Kalau begini caranya, kabarnya sebelum tes sudah ada nama-nama yang bakal diterima,”terang salah satu peserta yang tak lulus Egy Zunardi Nurdin.
Sementara Ketua Panwaskab Muhardin yang dihubungi tak menjawab telepon selulernya. Beberapa kali dihubungi awak media, seluler miliknya aktif namun tidak dijawab.
Begitupun telepon seluler milik Ketua Pokja Pembentukan Panwascam Andi Saiful juga tidak diangkat. (Ady)