Sisi Menarik Dibalik Kostum APD Kopaskam Covid-19 Sidrap

Sisi Menarik Dibalik Kostum APD Kopaskam Covid-19 Sidrap

SIDRAP, Penarakyat.com — Merebaknya covid-19 sejak Maret 2020 lalu membawa cerita tersendiri bagi relawan yang tergabung dalam Komando Pasukan Pemakaman (Kopaskam) BPBD Sidrap.

Pasukan yang dibentuk sejak Desember 2020 lalu itu memiliki suka duka yang mereka lewati bersama demi misi kemanusiaan memakamkan jenazah pasien Covid-19.

Tidak semua orang mau menguburkan jenazah pasien suspek maupun positif Covid-19.

Namun, Tim Reaksi Cepat (TRC) pemakaman covid-19 yang berjumlah 20 orang mengikhlaskan diri dan berani ambil risiko tugas mulia ini.

Sudah puluhan jenazah dia kuburkan. Seperti apa kisahnya?

Rasa waswas sempat menghinggapi 20 orang itu ketika dia ditunjuk atasannya menjadi anggota tim pemakaman pasien suspek dan positif Covid-19.

Namun, demi kemanusiaan dia memantapkan diri mengambil tugas mulia ini.

“Setelah ditunjuk, mereka mengikuti pelatihan,” ungkapnya Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sidrap, Hasanuddin, Kamis, 21 Januari 2020.

Beberapa bulan setelah itu, tim mendapat tugas memakamkan pasien Covid-19 pertama.

“Pertama memakamkan pasien Covid-19 di Pitu Riase. Sampai sekarang sudah 12 kali memakamkan pasien dengan protokol Covid-19,” ujarnya.

Hasanuddin mengaku, saat kali pertama kali timnya menguburkan jenazah dengan protokol kesehatan ada rasa takut. Namun, seiring perjalanan waktu timnya mengaku sudah biasa.

Prosedur yang wajib dipatuhi saat memakamkan jenazah pasien Covid-19 adalah terpasangnya alat pelindung diri (APD) lengkap.

Mulai dari hazmat, kacamata Google, hingga sarung tangan dan sepatu boots. Termasuk masker N95 dilapisi dengan masker medis.

“Jangan ditanya seperti apa beratnya bernapas. Karena semua serba rapat,” ujarnya.

Menurutnya yang paling berat saat memakamkan jenazah pasien Covid-19 adalah bernapas. Sebab, masker yang dipakai harus melekat ketat.

“Pernah juga kami memakamkan pasien Covid-19 dalam kondisi hujan. Saat masker terkena air hujan lebih sulit untuk bernapas,” ujarnya.

Timnya juga sudah berkoordinasi, saat ada yang merasa kelelahan jangan sampai memaksakan diri. Apalagi hingga pingsan di area pemakaman karena kelelahan, yang akan membuat semakin repot. Maka, bila sudah tidak kuat, mereka minta digantikan oleh anggota lain.

Biasanya, tim pemakaman terdiri dari tiga belas orang. Enam orang bertugas menggotong peti dengan tandu dan menurunkan peti empat orang hingga proses pemakaman.

Kemudian dua bertugas menyemprot disinfektan, dan satu lagi bertugas mendokumentasikan kegiatan. Tentunya saling bertukar tugas saat ada yang merasa lelah.

Siara Barang yang menjabat sebagai kepala pelaksana BPBD Sidrap juga tidak segan ikut turun langsung dalam proses pemakaman pasien Covid-19.

Dia mengingatkan, supaya teman-teman tetap waspada. APD harus digunakan terus. (Atir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *