SITUBONDO,Penarakyat.com – Pemerintah Kabupaten Situbondo kembali memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk memperkuat sektor kesehatan pada 2025. Tahun ini, RSUD dr Abdoer Rahem menjadi salah satu penerima alokasi terbesar, dengan fokus pada peningkatan alat kesehatan, ketersediaan obat, serta dukungan bahan medis.
Direktur RSUD dr Abdoer Rahem, dr Roekmy Prabarini Ario, M.Kes, mengatakan bahwa pendanaan dari DBHCHT diarahkan untuk mengatasi keterbatasan peralatan medis dan menjawab kebutuhan layanan spesialistik yang terus meningkat.
“Pada tahun 2025, DBHCHT kami manfaatkan untuk pembelian alat kesehatan prioritas, kebutuhan farmasi, dan bahan habis pakai. Ini bagian dari upaya memperkuat kualitas layanan kami,” ujar Roekmy. Rabu (22/11/2025).
Roekmy menjelaskan bahwa kebutuhan alat kesehatan tertentu menjadi sangat mendesak karena tingginya angka pasien dengan penyakit kronis. Untuk itu, rumah sakit menambah peralatan jantung, urologi, sistem pemindaian medis, serta sarana ortopedi.
“Banyak pasien dengan keluhan degeneratif, terutama jantung dan tulang. Fasilitas baru ini untuk memperkuat layanan spesialistik yang sudah berjalan,” katanya.
Dengan tambahan alat tersebut, pihak rumah sakit berharap proses rujukan ke luar daerah—yang selama ini masih sering terjadi—dapat ditekan secara signifikan.
“Kami ingin masyarakat Situbondo mendapatkan layanan lengkap di daerah sendiri, tanpa harus pergi ke Jember atau Surabaya,” tambahnya.
RSUD tidak hanya berinvestasi pada alat, tetapi juga pada kompetensi tenaga kesehatan. Dokter dan perawat akan mengikuti sejumlah pelatihan agar mampu mengoperasikan peralatan baru secara maksimal.
“Teknologi baru wajib diimbangi keterampilan SDM. Karena itu pelatihan dan bimbingan teknis sudah kami jadwalkan,” ujarnya.
Selain alat kesehatan, sebagian dana DBHCHT dialokasikan untuk memastikan stok obat dan alat medis tetap aman. Pihak rumah sakit menyebut ketersediaan obat menjadi syarat utama agar penanganan pasien tidak terhambat.
“Kami memastikan seluruh unit memiliki obat dan alat yang cukup agar pelayanan tidak tertunda,” jelas Roekmy.
Roekmy menegaskan bahwa seluruh pemanfaatan DBHCHT dilakukan secara terukur, terbuka, dan dalam koridor regulasi pemerintah.
“Penggunaan DBHCHT di RSUD dilaksanakan dengan prinsip akuntabel dan berorientasi pada manfaat masyarakat,” ucapnya.
Dengan penguatan fasilitas dan dukungan farmasi, RSUD dr Abdoer Rahem berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta mempercepat penanganan pasien pada 2025.
Roekmy menilai dukungan DBHCHT sangat membantu pemerintah daerah dalam memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
“Kami berterima kasih atas dukungan Pemkab Situbondo dan semua pihak. Harapannya, pemanfaatan dana tahun ini benar-benar meningkatkan derajat kesehatan warga,” tutupnya.(Ufil/ADV)










Tinggalkan Balasan