Tolak Omnibus Law Dan RUU Cipta Kerja Berakhir Ricuh di Enrekang

Tolak Omnibus Law Dan RUU Cipta Kerja Berakhir Ricuh di Enrekang

ENREKANG, Penarakyat.com – Aliansi mahasiswa dan pemuda Massenrempulu sempat buat kesima masyarakat atas aksi heroiknya long march dan berorasi dihalaman gedung DPRD Enrekang.

Long mach dari bundaran kota Enrekang ke simpang lampu merah lalu di gedung DPRD setempat.

Aksi menentang penerapan omnibus Law dan menolak penetapan RUU Cipta Kerja oleh DPR RI tahun 2020 inipun berlangsung ricuh.

“Aksi penolakan kami bersikeras agar pemerintah yakni Presisen RI Joko Wododo berlaku adil dan bijaksana tidak tandatangan putusan DPR RI atas dasar kemanusiaan dan nuansa cacat hukum,”ujar korlap Yusran, Kamis (8/10/2020).
Dalam aksi awalnya tertib dan damai sebatas bergerak dalam barisan sambil orasi jalanan memberi dukungan pada para buruh dan tenaga kerja yang berjibako tolak UU Cipta Kerja di pelosok Negeri.

Alasan mahasiswa/mahasiswi logis berpendapat jika proses penetapan UU Cipta Kerja tidak partisipatif dan eksklusif.

Aksi bakar Ban pun sigap dipadamkan oleh kepolisian serta mengawal sejumlah anggota dewan.

Menurut Yusran, seharusnya, proses penggalian dilakukan dari para pekerja untuk menyerap aspirasi pihak pekerja yang diatur dalam tatib legislasi dewan (DPR RI) diabaikan.

Akan tetapi rakyat menilai proses pembetukan UU Cipta Kerja melanggar prinsip kedaulatan rakyat.
“Selaku wakil rakyat DPR RI sesuai pasal 1 ayat (2) UUD 1945 dan tidak menganut azas keterbukaan sesuai pasal 5 UU No. 12 tahun 2011 tentang peraturan pembentukan perundangan,”Tukas Yusran tak kenal teriknya matahari.

Dalam orasinya yang lain, mahasiswa di sejumlah titik yakni bundaran kota, lampu merah dan gedung DPRD tak hentinya berorasi silih berganti.

“Kami kecam langkah politik wakil rakyat di Senayan yang justru harus diterima pahit pekerja dan rakyat kecil,untuk itu DPRD Enrekang membantu fasilitasi aspirasi rakyat ke DPR RI,”ujar Misbah.

Kata dia, pergerakan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Masenrempulu menolak UU Cipta Kerja, sebab tidak pro rakyat kecil dan pekerja kini mereka sedang menjerit melawan arogansi DPR RI.

“Kami bersama saudara kami buruh berdemo hari ini di penjuru negeri, menuntut agar Presiden Joko Widodo tidak mendatangani RUU Cipta Kerja jadi Undang-Undang,”ujar Misbah disambut yel yel heroik para demonstran.

Aspirasi dihalaman DPRD sebagian pengunjuk rasa, sementara lainnya dikawal ketat berada diluar komplek gedung DPRD Enrekang dikawal TNI/Polri dan Pol PP.

Dua kali letupan senjata api ke udara dari aparat,pendemo menerjang pagar DPRD, bom asap pedih meletup,pendemo dihalau keluar.

“Aparat telah melakukan prosedur bagi pendemo untuk tidak memaksakan kehendak demi ketertiban bersama, “aku kasat Binmas AKP Yulianus Teddang, MSi.

Akibat meluas asap perih dan sesakkan dada tak hanya pendemo lari tunggang langgang, penghuni gedung DPRD pun kocar kacir keluar lewat belakang.

Batu pun dari depan gedung DPRD melayang timpa kaca hancur, jatuh korban pendemo terdata 3 orang perempuan semua.

“korban 1 orang sesak nafas, 1 orang keseloa, satunya kena kaki hantaman tabung gas airmata, kalo dirawatnya ndak tau dimana, na bawa itu tentara dari kodim,”ujar Misbah. (Mbass)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *