PANGKEP, Penarakyat.com — Kapolsek Mandalle Polres Pangkep Iptu Hasanuddin bersama personilnya melayat kerumah duka salah satu seorang warga korban penembakan OTK di Provinsi Papua yakni Almarhum Harianto, di Kampung Lokae, Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Sabtu (26/10/2019) tadi malam.
Salah satu warga yang meninggal dunia tersebut diketahui meninggal dunia akibat korban penembakan oleh OTK di Provinsi Papua.
Kapolsek mengatakan bahwa personel Kepolisian diharapkan selalu hadir ditengah masyarakat, dalam keadaan apapun di saat masyarakat membutuhkan kehadiran personel kepolisian.
Kepada keluarga almarhum bernama Nahira (48), Kapolsek Mandalle beserta Personilnya mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Almarhumah. “Semoga Almarhumah khusnul khotimah dan diampuni seluruh dosa-dosanya,” ucapnya.
Kepedulian Kapolsek Mandalle hadir melayat dirumah duka merupakan bentuk penghormatan terhadap jenazah maupun keluarga jenazah, selain itu hal tersebut juga merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang Muslim terhadap sesama Muslim ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka doakanlah ia, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya”.(HR. Muslim).
Selain menjadi hak muslim, melayat juga mempunyai pahala yang besar disisi Allah ta’ala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath. (HR. Bukhari)
Hal ini (Melayat) juga menjadi cara untuk terus mengingat kematian yang muaranya akan membuat kita betul betul mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput sebab tidak satupun manusia yang bisa lari dari kematian, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa: 78).
Dengan mengingat kematian juga membuat kita menjadi manusia yang cerdas, dari Ibnu Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.
“Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani). (Agus)