SIDRAPenarakyat.com — Dalam menumbuh-kembangkan rasa cinta kepada tanah air, Bangsa dan Negara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap melalui Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik (Kesbangpol)
terus berupaya melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait Wawasan Kebangsaan (Wasbang) di 11 kecamatan yang ada di Sidrap.
Kegiatan akhir tahun ini, dimanfaatkan dengan memberi pencerahan pada masyarakat Kecamatan baranti, tepatnya di kelurahan Baranti, Sabtu (15/12/2018).
Sejumlah pemateri penyuluhan wawasan kebangsaan dihadirkan diantaranya, Plt Badan Kesbangpol, Drs HA. Baharuddin, Danramil 1420-03 Maritengae Kapten Inf. Haryono Mansyur, Ketua KNPI Sidrap Abdul Jabbar dan Supratman juga dari Kesbangpol selaku moderator.
Sedikitnya, 70-an masyrakat baranti antusias diberi materi Wasbang yang dimulai pada pukul 09.00 Wita hingga pukul 17.00 wita, di rumah salah satu tokoh masyarakat setempat.
Kegiatan pencerahan Wawasan Kebangsaan inipula turut dihadiri para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Plt Badan Kesbangpol HA Baharuddin memaparkan pelaksanaan wawasan kebangsaan ini bertujuan guna membangkitkan kembali rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, kecintaan nilai-nila Pancasila maupun kebudayaan, termasuk norma-norma kehidupan dan wawasan Nusantara, dengan harapan masyarakat Indonesia, khusunya di kecamatan Baranti ini agar secara bersama-sama turut berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara yang dicintai ini.
“Rasa cinta tanah air dan rela berkorban membela bangsa dan negara harus terpatri dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan kita ini, dengan demikian tidak akan terjadi dan dapat kita cegah gejala – gejala konflik baik konflik sosial, suku, Agama, Ras maupun antar golongan, dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat secara Arif dan bijaksana dengan mengedepankan budaya kearifan lokal,“lontar Andi Baharuddin usai membuka resmi acara tersebut mewakili Bupati Sidrap.
Pemateri lainnya Kapten Inf. Haryono Mansyur menjelaskan dalam materinya membela bangsa dan tanah air ini, tidak hanya dengan mengorbankan nyawa dan materi seperti yang pernah dilakukan para pendahulu kita melawan penjajahan.
Akan tetapi, menjaga keutuhan NKRI yang sudah diraih dengan penuh perjuangan itu wajib dijaga dengan tidak bercerai berai hanya karena berbeda pandangan politik dewasa ini.
Begitupun, melawan isu sara, hoax, sarachen ataupun ujaran kebencian pun juga bagian dari perjuangan menjaga Khebinnekaan di Indonesia. “Termasuk kita wajib melawan peredaran narkoba, perang terhadap narkoba itu juga bagian dari perjuangan menjaga keutuhan NKRI,”lontarnya.
Untuk itu, sambungnya “Mari kita bersama-sama untuk melawan peperangan yang saat ini sedang di lancarkan oleh pihak lawan yaitu peperangan dengan menggunakan Proxy war (peperangan dengan menggunakan pihak ketiga) yang kita kenal media sosial yang dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggungjawab untuk memecah belah toleransi ummagt beragama, budaya dan adat istiadat.
“Oleh karena itu, mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk saling bersatu padu agar Negara NKRI tetap utuh dan waspadai bila ada pihak yg akan memecah belah persatuan bangsa yang kita cintai ini,”tandasnya.
Ucapan sama juga dikemukakan pemateri dari kalangan unsur Kepemudaan. Ketua KNPI Sidrap Abdul Jabbar juga berpendapat yang sama jika bangsa yang besar itu terdapat perbedaan perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama dalam pandanagan politik, apalagi tahun ini adalah tahun pesta demokrasi 5 tahunan dan menentukan masa depan bangsa.
Pondasi kuat suatu negara kita ini ada pada tangan Pemuda-pemudi bangsa Indonesia. Kalau pemuda tidak berdaya mempertahankan keutuhan NKRI, tentu bangsa yang sudah besar ini akan runtuh.
“Namun itu bisa kita wujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa ini dengan melibatkan diri, terutama berbuat prestasi yang bisa mengharumkan nama besar bangsa Indonesia, baik di kancah nasional maupun internasional,”lontarnya.
“Untuk itu saya mengajak para peserta untuk menularkan kepada warga yang lain, betapa pentingnya pengetahuan wawasan kebangsaan untuk kehidupan di lingkungan kita sehari-hari, demi tegak kokohnya Negara Republik Indonesia yang aman, tentram dan sejahtera dalanm bingkai NKRI,“seru Abdul Jabbar menutup materinya.
Ditempat yang sama, moderator sekaligus pemateri Kesbangpol Supratman menyimpulkan Realitanya nilai-nilai Pancasila dalam Bhinneka Tunggal Ika tidak boleh lagi luntur dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Kabupaten Sidrap.
Selama ini, tindakan yang dilakukan sebagian besar masyarakat, justru cenderung berlawanan dengan semboyan tersebut. Di beberapa daerah di Indonesia dapat ditemukan konflik antar suku, ras ataupun agama.
Untuk itu, sambungnya lagi, masyarakat di Baranti Sidrap ini masih sangat tinggi menjunjung nilai-nilai budaya adat Sipakatau, Sipakalebbi dan Sipakainge.
“Inilah cara ampuh dalam menjunjung budaya kita. Individu warga Sidrap masih memiliki sistem-sistem nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Cara masyarakat kita dalam berkomunikasi sangat bergantung pada budaya, bahasa, aturan, dan norma masing-masing. Budaya memiliki tanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika pada masyarakat Indonesia juga menemui tantangan,” katanya.
Sekali lagi, hal yang tidak mencerminkan ‘Kebhinneka Tunggal Ika’ adalah menganggap budayanya sebagai budaya yang tertinggi dari pada budaya lainnya.
“Problem utamanya adalah setiap individu memiliki kecenderungan menganggap bahwa budayanya sebagai suatu keharusan tanpa perlu dipersoalkan lagi dan setiap orang akan menggunakan budayanya sebagai standarisasi untuk mengukur budaya-budaya lain,” ujarnya.
Sebagai bahan renungan, katanya, Pendidikan Karakter Wawasan Kebangsaan ini merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya penyuluhan ini dapat membuat warga Baranti semakin memiliki sifat Toleransi, Gotong-royong serta saling menghargai antar sesama,”tandas Supratman mengingatkan. (Ady)