SENGKANG, penarakyat.com — Warga miskin di Kabupaten Wajo masih tergolong tinggi, berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) Wajo, penduduk miskin di wajo masih ada di sekitaran 7,74 persen atau 30.300 jiwa, dari angka tersebut, terdapat penurunan sekitar 1 persen dari hasil pendataan sebelunmya yang mencapai 8,17 persen atau 31.900 jiwa.
“Ada penurunan sekitar 1 persen, dimana sebelumnya penduduk miskin di wajo yang terdata sebesar 8 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik kabupaten Wajo, Naharuddin Supu, Rabu (16/03/2016).
Dia mengatakan, angka kemiskinan di pengaruhi oleh garis kemiskinan, garis kemiskinan di maksud adalah tingkat pengeluaran belanja per jiwa. Data sebelumnya, di tahun 2013 garis kemiskinan di Wajo Rp238.194 per jiwa dan tahun 2014 Rp244.212.
Untuk menekan angka kemiskinan di daerah ini, maka pemerintah seharunya lebih memperbanyak balai latihan kerja, bagi warga putus sekolah. Karena pengagguran, merupakan salah satu pemicu angka kemiskinan.
“Kita juga bersyukur pemerintah, mempunyai bayak program untuk meneka angka kemiskinan, termasuk program beras miskin, dan lainnya,” katanya.
Untuk pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wajo sendiri, menurutnya, mengalami peningkatan dari 8 persen menjadi 9,15 persen. Sektor pertanian, merupakan salah satu sektor penunjang pertumbuhan ekonomi di Wajo.
“Pertanian merupakan bagian ekonomi sektro bawah, sehingga kalau pertanian bagus, maka semua sektor diatasnya akan ikut bergerak naik,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kendala pertaian di Kabupaten Wajo saat ini adalah faktor irigasi tekhnis dan infrastruktur. Untuk itu, ketika kedua faktor tersebut terpenuhi, maka dirinya yakin, perekonomian di Kabupaten Wajo akan meningkat drastis.
“Keetika bendungan paselloreng dan bulu cepo jadi, maka saya yakin Sengkang akan menjadi kota besar denga perekonomian yang baik,” jelasnya. (cr1)