Puting Beliung Hantam Puluhan Rumah di Sidrap, Satu Orang Tewas

SIDRAP, Penarakyat.com — Tak henti-hentinya Kabupaten Sidrap terus mendapat cobaan. Belum lagi dua pekan lalu kejadian angin kencang puting beliung yang memporak-porandakan dua lingkungan di Kelurahan Wette’e kecamatan Panca Lautang, 12 November.

Kejadian serupa kembali terjadi. Angin berkecepatan tinggi meluluh lantakkan lingkungan Panrengnge, Kelurahan Arateng, kecamatan Tellu Limpoe. Data sementara, diperkirakan sebanyak 40 rumah disapu angin puting beliung, Sabtu petang (26/11) sekitar pukul 18.30 Wita.

Satu orang warga setempat Abd Samad alias Samae (55) dilaporkan tewas atas peristiwa tersebut . Sementara dua orang warga lainnya mengalami luka berat dan diantaranya pata tangan akibat tertimpa reruntuhan rumah yang rata-rata berbentuk panggung.

Para korban saat ini ditanagni pihak medis Puskesmas Amparita. Sementara korban meninggal sudah berada dirumah kerabtanya dan disemayamkan karena rumah korban meninggal rata dengan tanah.

Kejadian ini pula, ada 15 rumah rata dengan rata dengan. Sisanya mengalami rusak berat dan ringan. Kondisi terakhir, rata-rata rumah warga atapnya habis diterbangkan angin.

Camat Tellu Limpoe Muh Arsul SIP yang ditemui dilokasi kejadian membenarkan peristiwa angin kencang yang merenggut satu korban jiwa.

“Kami masih terus mendata rumah-rumah warga yang jadi korban. Data laporan diperkirakan 40 rumah rusak dan satu orang meninggal. Ada juga dua warga patah tangan dan masih di Puskesmas,” ungkap Camat Arsul,sesaat lalu.

Hingga berita ini diturunkan kondisi perkampungan Panrengnge yang berpenduduk sekira 200 orang ini masih gelap gulita.

Aliran listrik terputus total sehingga menyulitkan petugas medis, PMI, dan Satgas Badan Bencana Daerah Sidrap untuk mengevakuasi sejumlah korban.

“Petugas masih kesulitan mengevakuasi karena aliran listrik terputus dan padam total,” kemungiknan besok pagi baru bisa diketahui jumlah keseluruhan rumah yang rusak parah, berat dan ringan,” tandasnya.

Kapolsek Tellu Limpoe, IPTU Muh Syukur menyebutkan, kerumuman ratusan warga tetangga kampung yang berdatangan itu membuat area loaksi rumah warga terpaksa diberikan garis ‘Polisi Line’.

“Ini menghindari adanya aksi penjarahan karena rumah korban yang rata dengan tanah masih bersarakan barang-barangnya,” tegas Kapolsek, sesaat lalu. (ady sanjaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *