*Pj Gubernur Sulsel Soni Sumarsono Mendampingi
WAJO, Penarakyat.com — Hari kedua kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau proyek pembangunan bendungan raksasa Passeloreng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa (03/07/2018).
Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono, Penjabat Gubernur Sulsel Soni Sumarsono dan Bupati Wajo Burhanuddin Unru ikut mendampingi Jokowi meninjau bendungan yang terletak di Desa Arajang Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.
Bendungan ini adalah salah satu dari proyek strategis nasional (PSN) yang diprogramkan pemerintahan Jokowi-JK di Sulsel, dua lainnya Karalloe di Kabupaten Gowa dan di Kabupaten Pamukkulu Takalar.
Pembangunan bendungan ini untuk program swasembada pangan. Penambahan produksi beras nasional, meningkatakan pendapatan dan standar hidup petani dan menyediakan sistem irigasi sepanjang tahun.
“Arahanya ke sana swasembada pangan. Ada 49 bendungan kita bangun untuk menyiapkan air untuk irigasi pertanian larinya nanti ke swasembada pangan kita,” kata Jokowi.
Pembangunan tiga bendungan ini akan meningkatkan tampungan air sebesar 261,23 juta meter kubik, salah satunya untuk meningkatkan suplai air irigasi di Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai salah satu sentra pangan nasional.
Bendungan ini adalah salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun. Mulai konstruksi pada 23 Juni 2015. Target selesai lebih cepat 4 bulan dari jadwal kontrak pada Juli 2019 menjadi Akhir Februari 2019.
Kapasitas tampung maksimal bendungan yakni 138 juta meter kubik atau 9 kali lebih besar dari Bendungan Raknamo dengan kapasitas 14 juta meter kubik yang diresmikan Presiden Joko Widodo awal tahun 2018 lalu.
Bendungan Passeloreng merupakan salah satu dari 9 bendungan yang akan rampung tahun 2018, di samping Bendungan Rotiklod di NTT, Tanju, Mila dan Bintang Bano di NTB, Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Sei Gong di Batam, dan Sindang Heula di Banten.
“Tahun ini akan selesai delapan bendungan yang telah kita kerjakan 3-4 tahun lalu,” sebutnya.
Diketahui, Nilai kontrak pembangunan ini sebesar Rp701 miliar dan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa. Sedangkan jika, termasuk konsultan sebesar Rp736 miliar.
Diharapkan dapat mengairi irigasi seluas 7.000 hektar, serta air baku 305 liter per detik, selain sebagai konservasi sumber daya air, juga untuk mengurangi banjir di Wajo dan sebagai pengendalian banjir Sungai Gilireng (1.002 m3/detik).
Bendungan ini kedepan juga dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata. Dengan potensi listrik 2,5 MW.
Adapun, daya tampung maksimal sebesar 138 M3 dan luas genangan 169 Km2. Progres per hari ini ini 73.29 persen.
Luas lahan yang dibutuhkan 1.849,88 ha, sudah dibebaskan 681,98 ha (36,87 persen) sisanya dalam proses penyelesaian pembayaran bertahap untuk area genangan. Jokowi menyampaikan pembayaran akan selesai pada bulan Oktober mendatang.
“Ini adalah bendungan yang snagat besar karena ada 365 hektar dari tanah milik negara untuk ditambah pembebesan lahan kurang lebih 1800 hektar milik masyarakat. Kita harapkan juga bendungan ini bisa dijadikan air baku bagi masyarakat sekitar, juga untuk pembangkit listrik,” papar Jokowi.
Sebelum meninjau bendungan, Presiden terlebih dahulu melihat langsung pelaksanaan program padat karya tunai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kelurahan Mappadaelo, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo.
Siang harinya setelah santap siang bersama, Presiden dan Ibu Iriana akan lepas landas menuju Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI-AU. Setelah itu Presiden dan Ibu Iriana akan terbang kembali ke Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dan diperkirakan tiba di Jakarta pada petang hari. (rls)