SIDRAP, Penarakyat.com — Sudah jadi langganan banjir tiap tahun di Kelurahan Wette’e, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap. Kali ini, banjir bah kembali rendam puluhan rumah dan lahan pertanian Jum’at, (2/6) siang tadi.
Banjir tersebut akibat luapan danau tempe dan sidenreng akibat hujan deras yang terus mengujur di Kabupaten Sidrap. Banjir mulai meninggi sejak Kamis lalu dengan ketinggian sudah mencapai antara 80 centimeter hingga 1,5 meter.
Banjir tersebut juga mengakibatkan sejumlah aktifitas warga terganggu. Puluhan anak sekolah yang ingin menyebrang terpaksa harus menggunakan perahu dayung.
Warga memperkirahkan banjir tersebut akan terus naik mengingat curah hujan yang tinggi terus menerus. Banjir terparah di pesisir danau Sidenreng.
Sementara, warga menolak di evakuasi dan memilih bertahan di rumah panggung mereka masing-masing. Diketahui, Kelurahan Wette’e ini memang sudah menjadi daerah langganan banjir setiap tahunnya akibat pendangkalan danau tempe dan sidenreng.
Staf Kelurahan Wette’e, Muh Nasir mengatakan, masih melakukan pendataan jumlah korban banjir untuk di laporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap.
“Ini sudah sekitar 80 an rumah yang terendam banjir dan ada sekitar 100 KK. Banjir ini memang sudah menjadi langgan tiap tahun karena pendangkalan danau tempe dan sidenreng,” ucapnya.
Maudu, salah seorang warga setempat mengaku, banjir ini belum seberapa tingginya di banding tahun-tahun sebelumnya hingga atap rumah warga.
“Kalau nga salah ingat, pada tahun 2012 itu banjir meredam ratusan rumah warga di kelurahan Wette’e. Banjir terparah di pesisir danau dengan ketinggian air mencapai atap rumah. Pada saat itu warga banyak yang mengunsih ke rumah sanak saudarah mereka,” katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap telah menyurati camat se-Sidrap untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayah masing-masing.
“Kami sebelumnya sudah bersurat kepada para camat untuk menyampaikan ke warga agar tetap waspada banjir akibat musim hujan yang terus meningkat,” kata Kepala BPBD Siarang Barang, kemarin.
Menurutnya, daerah rawan banjir itu memang di Kelurahan Wette’e, Kecamatan Panca Lautang. Disamping di daerah Salo Mallori Kecamatan Dua Pitue, dan sebagian wilayah Kecamatan Maritengngae, Tellu Limpoe.
Siarang Barang juga menyebutkan bahwa daerah yang rawan longsor juga sering terjadi di Desa Tana Toro Kecamatan Pitu Riase. “Kita memang sudah sediakan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk mengantisipasi bencana alam di Sidrap,” pungkasnya. (Ady Sanjaya)