Lawan Hoax Vaksin Dengan Edukasi

Lawan Hoax Vaksin Dengan Edukasi

 

Haram, dan tidak aman adalah istilah yang sering beredar di masyarakat ketika di hadapkan dengan vaksinasi covid-19. Akibatnya masih ada masyarakat yang enggan untuk menerima vaksin.

Bukan hanya vaksin, penerapan protokol kesehatan masih kerap diabaikan oleh segelintir orang yang lebih percaya kepada berita yang tidak jelas dan mengandung hoax, daripada berita resmi ataupun realise resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Kedua hal tersebut menjadi tantangan bagi satgas covid diberbagai daerah,agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan dan bersedia untuk mengikuti vaksinasi agar  kekebalan massal atau herd immunity segera terbentuk.

Selain itu, masker yang juga menjadi salah satu bagian dari protokol kesehatan, penggunaannyanya juga masih kadang ditemukan tidak sesuai, dimana masker digunakan dagu, bahkan digantung di leher.

Padahal untuk segi keamanan vaksin sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sementara untuk halalnya vaksin juga sudah ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membolehkan penggunaan vaksin covid-19

Dandim1426 Takalar Letkol Czi Catur Witanto, S.I.P, M.Si.,M.Tr, mengakui bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum bersedia divaksinasi gara-gara termakan hoax yang beredar mengenai kualitas vaksin. Padahal, kata Dia, jika seluruh warga sudah divaksin, akan terbentuk kekebalan kelompok yang pada gilirannya dapat mengendalikan pandemi.

Untuk itu Dia menghimbau warga untuk mengikuti vaksinasi dan tidak mempercayai hoax yang beredar mengenai vaksin. Menurutnya, jaminan vaksin jelas dengan adanya fatwa persetujuan MUI dan dari BPOM.

“Selain sehat, halal dan aman, vaksinasi Covid-19 juga gratis. Dengan melakukan vaksinasi maka secara otomatis sudah menjaga diri dan keluarga dari virus Covid-19,” tegasnya.

Dia mengatakan, Kodim 1426 Takalar tidak henti-henti mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinansi dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Pihaknya mengerahkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai ujung tombak dalam memberikan edukasi ke masyarakat.

“Babinsa kami kerahkan untuk memberikan edukasi secara humanis, agar masyarakat sadar akan pentingnya vaksinasi dan protokol kesehatan,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk melawan hoax covid ini, baik hoax tentang vaksinasi maupun hoax tentang covid itu sendiri, hanya bisa dilakukan dengan edukasi ke masyarakat. Salah satu edukasi yang evektif selain edukasi langsung adalah menjadi teladan bagi masyarakat.

“Tentu kita yang harus memberikan contoh kemasyarakat, bahwa seperti inilah prokes yang baik,” katanya.

Untuk itu, dalam setiap acara Perwira Menengah TNI Angkatan Darat ini mengaku selalu mengingatkan anggotanya untuk menjadi teladan di masyarakat. Bukan hanya anggota TNI, namun keluarga anggota juga harus menjadi teladan bagi masyarakat.

“Dengan edukasi yang terus menerus, saya rasa masyarakat akan sadar akan bahaya covid ini, dan mereka dengan sendirinya akan menerpakn prokes dan mengikuti vaksinasi,” katanya.

Dalam setiap kesempatan, dia juga selalu mengajak masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan dengan menerapkan 5 M yakni penggunaan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5 M).

“Penekanan ini juga saya sampaikan ke anggota terutama babinsa untuk selanjutnya di sampaikan ke masyarakat melalui metode sosilisasi dan edukasi,” katanya. (Jum/penarakyat.com*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *