WAJO, penarakyat.com – Langit Wajo berselimut cahaya keimanan saat malam Nuzulul Quran 1446 Hijriah tiba. Di Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang, ratusan jamaah duduk khusyuk. Wajah-wajah mereka dipantulkan lembut oleh sinar lampu masjid. Malam ini, Minggu, 16 Maret 2025, bukan sekadar malam biasa. Ini adalah peringatan turunnya Al-Qur’an, mukjizat terbesar yang menerangi umat manusia.

Dalam suasana yang syahdu, Wakil Bupati Wajo, dr. H. Baso Rahmanuddin, berdiri di mimbar. Suaranya tenang, namun penuh makna. Ia mengingatkan tentang esensi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang mengajarkan kerukunan dan perdamaian.

“Kita hidup dalam keberagaman, dan Al-Qur’an telah mengajarkan kita untuk saling mengenal, bukan untuk berpecah belah. Seperti firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 bahwa yang paling mulia di antara kita adalah yang paling bertakwa,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan moral dalam kehidupan sehari-hari.

“Mari kita tidak hanya membaca Al-Qur’an, tetapi juga memahami dan mengamalkannya. Dengan begitu, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kedamaian. Nuzulul Quran bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga pengingat bagi kita semua untuk terus memperbaiki diri dan menjaga hubungan baik dengan sesama,” tambahnya.

Tatapan jamaah tertuju padanya, menyerap setiap kata yang disampaikannya. Malam ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga refleksi bagi masyarakat Wajo. Al-Qur’an seharusnya menjadi perekat kebersamaan, bukan sekadar kitab yang dibaca, tetapi juga dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di antara mereka yang hadir, terlihat Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo, unsur Forkopimda, pejabat tinggi pratama dan administrator lingkup Pemda Wajo, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wajo, camat dan lurah se-Kecamatan Tempe, serta para tokoh agama dan masyarakat. Mereka datang bukan sekadar memenuhi undangan, tetapi membawa harapan akan keberkahan dan kedamaian di Bumi Lamaddukelleng.

Saat acara berakhir, jamaah beranjak pulang dengan hati yang lebih tenang. Malam ini, Wajo tidak hanya menjadi saksi peringatan Nuzulul Quran, tetapi juga saksi akan tekad umat Islam untuk terus menyalakan cahaya Al-Qur’an dalam kehidupan mereka.

Malam berlalu, tetapi pesan yang tertanam tetap abadi. Dalam keberagaman ada harmoni, dan dalam keimanan ada cinta damai yang harus selalu dijaga. (Rls/jum)

Jumardi
Editor